Rek, sudah pada kenal dengan yang namanya Kota Manado belum?
ok, kalau belum kenal dengan yang namanya Kota Manado. Mari saya beri tau Manado itu kota seperti apa dan kenapa namanya Manado.
let's go..
Kota Manado sendiri adalah suatu kota hasil pengembangan dari sebuah negeri yang bernama Pogidon. Kota Manado diperkirakan telah dikenal sejak abad ke-16. Menurut sejarah, pada saat itu Kota Manado telah didatangi oleh
orang-orang dari luar negeri. Nama "Manado" sendiri mulai digunakan
pada tahun 1623
menggantikan nama "Pogidon" atau "Wenang". Kata Manado merupakan nama pulau disebelah pulau Bunaken. Kata "Manado" berasal dari
bahasa Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti "di jauh". Pada tahun 1623, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropa terutama karena hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.
let's see...
*Pemandangan jalan di Manado pada tahun 1910-an
*Benteng Nieuw Amsterdam di Manado pada tahun 1920-an
Tadi saya sempat buka-buka wikipedia lewat mbah google. Nah, kebetulan saya ketemu sejarah Kota Manado. Saya bagi sedikit deh, biar kita sama-sama belajar, tentang kota kelahiran saya. Cekidotttt....
Sejarah Awal
Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919. Dengan besluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Walikota (Burgemeester). Pada tahun 1951, Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi tanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun 1957, Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959, Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965,
Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado yang dipimpin
oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1974.
Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623,
merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus
yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa
Merah Putih 14 Februari 1946, dimana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan dan tahun 1623
yang diambil dari unsur historis yaitu tahun dimana Kota Manado dikenal
dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa
penting tersebut, maka tanggal 14 Juli 1989,
Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Sejak saat itu hingga
sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah
Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado.
Geografis
Secara geografis Kota Manado terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi,
pada posisi geografis 124°40'-124°50'BT dan 1°30'-1°40'LU. Iklim
di kota ini adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata 24°-27°C. Curah
hujan rata-rata 3.187 mm/tahun dengan iklim terkering di sekitar bulan
Agustus dan terbasah pada bulan Januari. Intensitas penyinaran matahari
rata-rata 53% dan kelembaban nisbi ±84 %. Luas wilayah daratan adalah 15.726 hektar. Manado juga merupakan kota
pantai yang memiliki garis pantai sepanjang 18,7 kilometer. Kota ini
juga dikelilingi oleh perbukitan dan barisan pegunungan. Wilayah daratannya didominasi oleh kawasan berbukit dengan sebagian dataran rendah di daerah pantai. Interval ketinggian dataran antara 0-40% dengan puncak tertinggi di gunung Tumpa. Wilayah perairan Kota Manado meliputi pulau Bunaken,
pulau Siladen dan pulau Manado Tua. Pulau Bunaken dan Siladen memiliki
topografi yang bergelombang dengan puncak setinggi 200 meter. Sedangkan
pulau Manado Tua adalah pulau gunung dengan ketinggian ± 750 meter. Sementara itu perairan teluk Manado memiliki kedalaman 2-5 meter di
pesisir pantai sampai 2.000 meter pada garis batas pertemuan pesisir
dasar lereng benua. Kedalaman ini menjadi semacam penghalang sehingga sampai saat ini intensitas kerusakan Taman Nasional Bunaken relatif rendah. Sementara itu jarak dari Manado ke Tondano adalah 28 km, ke Bitung 45 km dan ke Amurang 58 km.
Now, let's see Manado from the air^^

Yo'opo Rek, apik tenan toh? hihihi.
Rek,
lanjut maneh yo. Saya masih lihat-lihat wikipedia nih. Kebetulan disana
juga ada Batas Wilayah, Pemerintahan, Penduduk, Suku Bangsa, Agama,
Bahasa, Budaya, Gaya Hidup, Kawanua, Pariwisata, Manado Kota Pariwisata
Dunia 2010, Pusat Perbelanjaan dan Hiburan, Makanan Khas, Ekonomi,
Transportasi, Media Online, Bahasa Manado, Suku Minahasa, dan
Pulau-pulau indah di Manado. Yah wes, daripada nunggu. kesuwen. mending
langsung aja kita lihat Batas wilayah mbeg konco-konco'e. Cekidottt...
Batas Wilayah
Batas wilayah Kota Manado adalah sebagai berikut:Utara | Kabupaten Minahasa Utara dan Selat Mantehage | |||
Selatan | Kabupaten Minahasa | |||
Barat | Teluk Manado | |||
Timur | Kabupaten Minahasa |
Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) nomor 4 tanggal 27 September 2000 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan di kota Manado dan PERDA nomor 5 tanggal 27 September 2000 tentang pemekaran kecamatan dan kelurahan, wilayah kota Manado yang semula terdiri atas 5 kecamatan dengan 68 kelurahan/desa dimekarkan menjadi 9 kecamatan dengan 87 kelurahan. Tabel di bawah ini adalah daftar kecamatan beserta luas dan jumlah kelurahannya, yaitu:No. | Kecamatan | Luas wilayah (hektar) | Jumlah kelurahan |
1. | Bunaken | 5.212,5 | 8 |
2. | Malalayang | 1.640 | 9 |
3. | Mapanget | 4.913,55 | 11 |
4. | Sario | 144,8 | 7 |
5. | Singkil | 587,13 | 9 |
6. | Tikala | 1.588,4 | 12 |
7. | Tuminting | 700,17 | 10 |
8. | Wanea | 659,95 | 9 |
9. | Wenang | 279,5 | 12 |
Penduduk
Suku Bangsa
Saat ini mayoritas penduduk kota Manado berasal dari suku Minahasa, karena wilayah Manado merupakan berada di tanah/daerah Minahasa.
Penduduk asli Manado adalah sub suku Tombulu (daerah Wenang,
Titiwungen, Mahkeret - dalam bahasa Tombulu artinya berteriak) daerah
Malalayang adalah suku Bantik, suku bangsa lainnya yang ada di Manado
saat ini yaitu suku Sangir, suku Gorontalo, suku Mongondow, suku Arab, suku Babontehu, suku Talaud, suku Tionghoa, suku Siau dan kaum Borgo. Karena banyaknya komunitas peranakan arab, maka keberadaan Kampung Arab
yang berada dalam radius dekat Pasar '45 masih bertahan sampai sekarang
dan menjadi salah satu tujuan wisata agama. Selain itu terdapat pula
penduduk suku Jawa, suku Batak, suku Makassar dan suku bangsa lainnya.
Agama
Agama yang dianut adalah Kristen Protestan, Islam, Katolik, Hindu, Buddha dan agama Konghucu. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk yang beragama Kristen 62,10 persen, Katolik 5,02
persen, sedangkan Muslim 31,30 persen dan sisanya beragama lain. Meski
begitu heterogennya, namun masyarakat Manado sangat menghargai sikap
hidup toleran, rukun, terbuka dan dinamis. Karenanya kota Manado
memiliki lingkungan sosial yang relatif kondusif dan dikenal sebagai
salah satu kota yang relatif aman di Indonesia. Sewaktu Indonesia sedang rawan-rawannya disebabkan goncangan politik sekitar tahun 1999
dan berbagai kerusuhan melanda kota-kota di Indonesia. Kota Manado
dapat dikatakan relatif aman. Hal itu tercermin dari semboyan masyarakat
Manado yaitu Torang samua basudara yang artinya "Kita semua bersaudara".
Bahasa
Bahasa digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Manado dan wilayah sekitarnya disebut bahasa Melayu Manado (Bahasa Manado). Bahasa Manado menyerupai bahasa Indonesia tetapi dengan logat yang khas. Beberapa kata dalam dialek Manado berasal dari bahasa Belanda, bahasa Portugis dan bahasa asing lainnya.
Budaya dan Gaya Hidup
Musik tradisional dari Kota Manado dan sekitarnya dikenal dengan nama musik Kolintang.
Alat musik Kolintang dibuat dari sejumlah kayu yang berbeda-beda
panjangnya sehingga menghasilkan nada-nada yang berbeda. Biasanya untuk
memainkan sebuah lagu dibutuhkan sejumlah alat musik kolintang untuk
menghasilkan kombinasi suara yang bagus. Secara umum kehidupan di Kota Manado sama dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Pusat kota terdapat di Jalan Sam Ratulangi yang banyak dibangun
pusat-pusat pembelanjaan yang terletak di sepanjang jalur utara-selatan
yang juga dikenal dengan tempat yang memiliki restoran-restoran terkenal
di Manado. Akhir-akhir ini Manado terkenal dengan makin menjamurnya
mal-mal dan restoran-restoran yang dibangun di sepanjang pantai yang
memanfaatkan pemandangannya yang indah di saat menjelangnya matahari terbenam.
Kawanua
Masyarakat Manado juga disebut dengan istilah "warga Kawanua". Walaupun secara khusus Kawanua diartikan kepada suku Minahasa, tetapi secara umum penduduk Manado dapat disebut juga sebagai warga Kawanua. Dalam bahasa daerah Minahasa, "Kawanua" sering diartikan sebagai penduduk negeri atau "wanua-wanua" yang bersatu atau "Mina-Esa" (Orang Minahasa). Kata "Kawanua"
diyakini berasal dari kata "Wanua". Kata "Wanua" dalam bahasa Melayu
Tua (Proto Melayu), diartikan sebagai wilayah pemukiman. Sementara dalam
bahasa Minahasa, kata "Wanua" diartikan sebagai negeri atau desa.
BERSAMBUNG....
rek, kayak'e saya si penulis blog harus pamit undur diri. ntar saya balik maneh, tak lanjutin ndek Manado (part 2) yah. pokok'e jok nang ndi, nang ndi. oke? dadaghhh :D GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar