Hello, Rek. Saya balik maneh. Jalan-jalan keliling kota Manado maneh.
Tadi wes ndelok toh, pariwisata-pariwisata ndek kota Manado.
Saiki kita jalan-jalan lihat wong-wong e.
Let's go...
Pusat Perbelanjaan dan Hiburan
Pusat perbelanjaan di Kota Manado mulanya terkonsentrasi di seputar Taman
Kesatuan Bangsa (TKB) atau bahasa gaulnya Pasar‘45. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi kota
Manado, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, industri properti dan
retail di Manado berkembang cukup pesat. Bermula dari proyek reklamasi pantai
yang dilakukan selama 10 tahun lebih, dibangun setelah jalan tepi pantai atau boulevard
diresmikan tahun 1993 dan dinamai Jalan Piere Tendean atau yang lebih dikenal
dengan Manado Boulevard.
Setelah reklamasi pantai selesai dibangulah proyek raksasa dengan dibukanya
pusat-pusat perbelanjaan modern baru yaitu Mega Mall Manado, Manado Town Square, Blue Banter City Walk,
IT Center Manado, Bahu Mall, Lion Plaza, Kawanua City Walk, Star Square Manado dan Mega Trade Center. Di
sepanjang jalan ini pun terdapat beberapa hotel berbintang, restoran dan cafe
yang menjajakan beraneka ragam makanan dan buka hingga larut malam. Pusat
cinderamata khas manado dapat ditemukan di Jalan B.W. Lapian. Terdapat beberapa
toko suvenir yang menjual makanan, busana, kerajinan tangan khas
Manado/Sulawesi Utara.
Makanan khas
Makanan khas dari Kota Manado antara lain, Tinutuan yang
terdiri dari berbagai macam sayuran. Tinutuan bukanlah bubur, sebagaimana
selama ini orang mengatakannya sebagai bubur Manado. Selain Tinutuan, terdapat
Cakalang Fufu yaitu ikan cakalang yang diasapi, ikan roa, Paniki (masakan dari kelelawar)
dan RW (er-we) yaitu masakan dari daging anjing, babi Putar
(1 ekor babi dibakar dengan cara diputar di atas bara api), biasanya
dihidangkan di pesta-pesta, Babi Isi Bulu (terbuat dari daging babi yang diramu
dengan bumbu-bumbu khas manado dan dibakar di dalam bambu). Terdapat juga
minuman khas dari daerah Manado dan sekitarnya yaitu "saguer" yaitu
sejenis arak atau tuak yang berasal dari pohon enau. Saguer ini memiliki
kandungan alkohol,
Cap Tikus (minuman beralkohol tinggi dari proses fermentasi). Makanan khas kota Manado lainnya yang juga cukup terkenal adalah nasi kuning
yang cita rasa dan penyajiannya berbeda dengan nasi kuning di daerah lain.
Selain itu ada juga masakan kepala ikan kakap bakar. Dabu-dabu adalah sambal
khas Manado yang sangat populer, dibuat dari campuran potongan cabe merah, cabe
rawit, irisan bawang merah dan tomat segar yang dipotong dadu dan terakhir
diberi campuran kecap. Untuk makanan ringan, Manado juga punya makanan khas sejenis asinan yaitu
gohu dan es kacang. Gohu dibuat dari irisan buah pepaya yang direndam dalam
larutan asam cuka, gula, garam, jahe dan cabe. Selain itu ada juga kue seperti
lalampa (lemper berisi ikan cakalang yang diisi dalam segumpalan beras ketan
dan dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar), panada (sejenis roti goreng
berisi ikan cakalang dan dibentuk dengan pilinan pada bagian tepinya), apang,klapertart
manado, kolombeng, panekuk,dodol manado,kueku, pinende, biapong (babi, wijen,
"unti" (terbuat dari kelapa). Dan yang tidak ketinggalan adalah,
nasi jaha yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan, jahe,
bawang merah dan lain-lain, kemudian dimasukan ke dalam bambu lalu dibakar.
Ekonomi
Sebagian besar penduduk Kota Manado bekerja sebagai pegawai negeri sipil
(PNS), guru atau pegawai swasta (41,44%), sebagai wiraswasta (20,57%), pedagang
(12,85%), petani/peternak/nelayan (9,17%), buruh (8,96%). Sisanya bergerak di
sektor jasa dan lain-lain (7%). Angka Produk Domestik
Regional Bruto (PRDB) Kota Manado tahun 2000 adalah Rp. 2,14
trilyun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan angka tahun 1994 yang berjumlah Rp.
703,87 milyar. Tingkat pertumbuhan yang dicapai dalam kurun waktu tersebut
rata-rata 6,11% per tahun. Pada tahun 1994 sampai 1996 angka pertumbuhan
berada di atas 10% kemudian melambat menjadi 2,92% pada tahun 1997 dan 0,32% ditahun 1998 dimana merupakan
angka terendah. Pada tahun 1999, pertumbuhan meningkat lagi menjadi 1,60% dan ditahun 2000 menjadi 5,62%. Sejak munculnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia
tahun 1997, perekonomian kota Manado sangat terpengaruh. Hal ini dapat dilihat
dari meningkatnya angka pengangguran yang diperkirakan pada tahun 2000 masih
sebesar 20.465 orang atau 13.67% dan meningkatnya jumlah keluarga miskin
sebanyak 19.754 Kepala Keluarga (KK) atau 24,60%. Pada tahun 1999, terdapat indikasi
adanya pemulihan perekonomian kota yang signifikan. Pendapatan perkapita kota
Manado naik dari Rp 1.753.482 pada tahun 1994 menjadi Rp
4.452.672 pada tahun 2000. Perekonomian kota Manado khususnya terdiri dari sektor perdagangan,
perhotelan dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa.
Pada tahun 1996
peran ketiga sektor utama ini dalam pembentukan PDRB adalah sejumlah 68,74%.
Dalam kurun waktu 5 tahun, peran ketiga sektor ini cenderung semakin dominan
yang dilihat dari kontribusinya pada tahun 2000 yang meningkat menjadi 74,68%.
Laju inflasi
kota Manado selama kurun waktu dua tahun terakhir (2000-2001) sangat
berfluktuatif. Pada tahun 2000 sempat mengalami deflasi sebanyak
lima kali yaitu masing-masing pada bulan Januari sebesar –0,25%, April –0,08%,
Mei -0,13%, Agustus -0,85% dan Desember -0,16%. Sedangkan inflasi tertinggi
terjadi pada bulan pada bulan Oktober yaitu sebesar 4,05%. Sehingga secara
kumulatif inflasi yang terjadi di Manado sebesar 11,41%. Pada tahun 2001
terjadi deflasi sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan Februari sebesar –0,56%,
Agustus -0,23% dan Desember sebesar –0,26%. Sedangkan inflasi tertinggi pada
tahun 2001 terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 2.83% dimana secara kumulatif
inflasi pada tahun 2001 mencapai 13,30%.
Transportasi
Udara
Kota Manado melalui bandar udaranya, Sam Ratulangi terhubung dengan beberapa kota
besar lain di Indonesia seperti, Jakarta, Surabaya, Makassar dan Balikpapan. Selain
itu bandara ini juga mempunyai penerbangan langsung dari dan ke luar negeri
yaitu Singapura, Manila, Kuala Lumpur (mulai
12 September 2008) dan Davao,
Filipina. Bandara
yang mengalami renovasi pada tahun 2001 ini merupakan salah satu dari 11 pintu
gerbang utama pariwisata di Indonesia. Dengan panjang landas pacu sepanjang
2650 m dan lebar 45 m, bandara Sam Ratulangi sanggup untuk didarati pesawat berbadan
lebar sejenis Boeing
777-200 dan Airbus
A330. Terminal penumpangnya memiliki fasilitas penunjang berstandar
internasional dan dilengkapi dengan empat buah garbarata.
Laut
Dermaga di Manado umumnya dilayani oleh kapal-kapal berukuran kecil. Hal ini
dikarenakan lokasi perairan Manado yang berdekatan dengan lokasi Taman Laut Bunaken yang
dilindungi dan juga perairan yang cukup dangkal. Pada umumnya, kapal-kapal yang
bersandar di pelabuhan Manado adalah kapal dengan tujuan Kepulauan Sangir dan
Kepulauan Talaud. Speed boat dari dan menuju Bunaken umumnya
berlabuh di dermaga ini. Kapal-kapal berukuran besar milik PT. Pelni berlabuh di kota Bitung, berjarak kurang lebih 40 km
sebelah timur Manado.
Darat
Sistem transportasi darat Kota Manado dilayani oleh minibus angkutan kota
yang biasa disebut mikrolet,
taksi argo dan Bus DAMRI, tapi bus yang beroprasi di dalam kota sudah tidak
ada. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh mikrolet yang menghubungkan
beberapa terminal bus dalam maupun luar kota dengan pusat kota Manado. Mikrolet
umumnya beroperasi hingga pukul 22.00 wita (hari kerja) atau pukul 00.00 wita
(akhir pekan). menaiki transportasi umumnya mikrolet di manado ada yang unik,
umumnya Mikrolet di manado sudah di modifikasi dan dilengkapi dengan sound
system, ada juga yang menaruh layar LCD bahkan ada juga yang memodifikasi
bagian interior mobil, ini untuk memenuhi tingkat kenyamanan penumpang dan
taksi umumnya melayani rute-rute ke luar kota sedangkan Bus DAMRI melayani rute
Bandara - Terminal Bus luar kota di Malalayang dan yang terakhir Bus Trans Kawanua.
Suku Asli Minahasa
Suku Minahasa
adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Sulawesi Utara,
Indonesia.
Suku Minahasa merupakan suku bangsa terbesar di provinsi Sulawesi Utara. Suku
Minahasa terbagi atas beberapa subsuku :
- Tontemboan
- Tombulu
- Tonsea
- Toulour (Tondano)
- Tonsawang (Tombatu/Tondanow)
- Ponosakan
- Pasan (Ratahan)
- Bantik
Asal Nenek Moyang
Dari pendapat Tandean, seorang ahli bahasa dan huruf Tionghoa Kuno, 1997 datang
meneliti di Watu Pinawetengan. Melalui tulisan “Min Nan Tou” yang terdapat di batu itu,
ia mengungkapkan, tou Minahasa merupakan turunan Raja Ming dari tanah Tionghoa
yang datang berimigrasi ke Minahasa. Arti dari Min Nan Tou adalah “orang
turunan Raja Ming dari pulau itu. Tapi pendapat tersebut lemah menurut David
DS Lumoindong, karena jika Minahasa berasal dari
keturunan Kerajaan Ming pada Dinasti Ming,
maka seharusnya ilmu pengetahuan kerajaan Ming yang sudah pada taraf maju,
seharusnya dapat terlihat pada Peninggalan Arsitektur Minahasa maupun huruf dan
bahasa Tionghoa ditahun 1200-1400, tetapi kenyataannya Sebelum Eropa datang peninggalan zaman Ming tidak ada di Minahasa, jadi pendapat Tandean sangat
lemah untuk digunakan sebagai dasar dalam penulisan sejarah dan asal usul
Minahasa. Berdasarkan pendapat para ahli diantaranya A.L.C Baekman dan M.B Van
Der Jack yaitu Tou Minahasa berasal dari ras Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki
lipit Mongolia dan
kesamaan warna kulit, yaitu Kuning Langsat. Persamaan dengan Mongol dalam
sistem kepercayaan dapat dilihat pada agama asli Minahasa Shamanisme sama
seperti Mongol. Dan juga dipimpin oleh Walian yang langsung dimasuki oleh opo.
Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh suku
Mongol. Dapat dilihat juga di Kalimantan Dayak dan Korea. Tulisan Kuno Minahasa disebut Aksara
Malesung. Aksara tersebut terdapat di beberapa batu prasasti
diantaranya di Watu Pinabetengan.
Aksara Malesung merupakan tulisan Hieroglif, yang hingga kini
masih sulit diterjemahkan.
Marga Minahasa
Marga Minahasa merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai di belakang nama depan masyarakat Minahasa/Manado. Di Indonesia Timur nama marga biasa juga disebut fam, yang menunjukkan pengaruh dari bahasa Belanda, familienaam yang berarti "nama keluarga". Marga Minahasa diambil dari nama keluarga yang digunakan oleh kepala rumah tangga (orang tua lelaki), dengan demikian umumnya nama anak dari sebuah keluarga akan ditambahkan nama keluarga sang ayah di belakangnya. Bila seorang perempuan menikah, nama keluarga suaminya disisipkan di antara nama depan dan nama keluarga asli perempuan tersebut. Praktik ini menunjukkan pengaruh budaya Spanyol dan Portugis yang masih tersisa di Minahasa. Keluarga itu akan menggunakan kedua marga tersebut sebagai nama resminya. Jadi, misalnya seorang laki-laki yang bermarga "Lempoy" menikah dengan seorang perempuan yang bermarga "Monintja", maka keluarga itu disebut Keluarga Lempoy-Monintja, meskipun anak-anak mereka kelak hanya akan menggunakan nama "Lempoy" saja sebagai marga mereka.berikut ini contoh-contoh fam orang-orang Minahasa. cekidottt....
A
Abutan - Adam - Agou - Agow - Akai - Akil -Aling - Alow - Alui - Amoi - Ampow - Andinata - Andu - Anes - Angkouw/Angkuw
- Angow - Anis - Antou - Aray - Arina - Aruperes - Assa - Atuy - Awondatu - Awui/Awuy
- Arikalang
B
Badar - Bangkang - Barahamin
- Batas - Bella - Belung - Besouw - Bokau - Bokong - Bolang - Bolung - Bororing - Botto - Botu - Boyoh - Buyung
C
Canon - Choandy - Ciwulusan
- Coloay - Cornelez
D
Damongilala
- Damopoli - Damopoli'i -Dalos
- Danes - Dapu - Datu - Datumbanua
- Dayoh - Dededaka - Deeng - Dendeng - Dengah - Dewat - Dien - Dimpudus - Dipan - Dirk - Dissa - Dodu - Dollo - Dolot - Dompis - Dompas - Dompasa - Dondo - Dondokambey
- Donsu - Doodoh - Dopong - Doringin - Dotulong - Dumais - Dumanauw - Dumbi - Dungus - Durand - Dusaw
E
Egam - Egetan - Ekel - Elean - Eman - Emon - Emor - Endei - Engka - Engko - Engelen - Enoch - Ering - Erungan - Egeten
F
G
Gerungan - Golung - Goni - Goniwala - Gonta - Gontung - Gosal - Gumalag - Gumansalangi
- Gumansing
- Gumion - Gundong
H
Hermanus
I
Ilat - Imbar - Inarai/Inaray - Inkiriwang
- Inolatan - Intama - Item - Iroth - Imbang
J
K
Kaat - Kaawoan - Kaendo - Kaeng - Kaes - Kainde - Kairupan - Kalalo - Kalangi - Kalempou - Kalempouw
- Kalengkongan
- Kalesaran
- Kalici - Kaligis - Kalitow - Kaloh - Kalonta - Kalumata - Kamagi - Kambey - Kambong - Kandio - Kandou - Kanter - Kandouw - Kapahang - Kapantouw
- Kaparang - Kapele - Kapero - Kapoh - Kapoyos - Kapugu - Karamoy - Karau - Karauwan - Karouw - Karinda - Karisoh - Karuh - Karundeng
- Karuntu - Karuyan - Karwur - Kasenda - Katopo - Katuuk - Kaumpungan
- Kaunang - Kawatu - Kawengian
- Kawilarang - Kawohan - Kawulusan
- Kawung - Kawuwung - Keincem - Keintjem - Kekung - Kelah - Keles - Kelung - Kembal - Kembau - Kembuan - Kemur - Kenap - Kepel - Keraf - Kereh - Kesek - Kewas - Khodong - Kilapong - Kimbal - Kindangen
- Kirangen - Kiroh - Kiroiyan - Koapaha - Kodongan - Kodoatie - Koessoy - Kojongian
- Koleangan
- Kolibu - Kolinug - Koloay - Kolompoy - Kolondam - Kolonio - Koly - Komaling - Komalig - Komansilan
- Kombaitan
- Komimbin - Kondoi - Kontu - Kontul - Kopalit - Kopitoy - Koraah - Korah - Korengkeng
- Korinus - Korompis - Koropitan
- Korouw - Korua - Kotambunan
- Kountud - Kourow - Kowaas - Kowonbon - Kowu - Kowulur - Koyansouw
- Kuhu - Kulit - Kullit - Kumaat - Kumaunang
- Kumayas - Kumendong
- Kumolontang
- Kumontoy - Kupon - Kusen - Kusoi - Karaeng - Komambong
- Kukus - Kaseger - Kondolia - Kotel - Kasenda - Kasombang-
Kumaseh - Kawet-
Kumambow
L
Lala - Lalamentik
- Laloan - Lalowang - Laloh - Lalu - Lalujan - Lambogia -Lamia - Lampah - Lampus - Lanes - Langelo - Langelo - Langi - Langitan - Langkai - Languyu - Lantang - Lantu - Laoh - Lapian - Lapong - Lasut - Lefrand - Legi - Legoh - Lekes - Lelemboto
- Lelengboto
- Lembong - Lempash - Lempou - Lempoy -Lenak- Lengkey
- Lendeng - Lengkoan - Lengkong - Lensun - Leong - Lepar - Lesar - Lewu - Liando - Limbat - Limbong - Loindong - Lomboto - Limpele - Lintjewas
- Lintang - Lintong - Liogu - Litow - Liotohe - Liow - Liu - Liwe - Loho - Loing - Loloang - Lolombulan
- Lolong - Lolowang - Lomboan - Lompoliu - Lonan - Londa - Londok - Longdong - Long
Dong - Londong - Lonta - Lontaan - Lontah - Lontoh - Losung - Lotulung - Lowai - Lowing - Ludong - Lumanau - Lumangkun
- Lumantow - Lumatau - Lumbuun - Lumempouw
- Lumenta - Lumentut - Lumi - Lumingas - Lumingkewas
- Lumintang - Luminuut - Lumoindong
- Lumondong
- Lumongdong
- Lumowa - Lumunon - Luntungan
- Lutulung - Lakoy - Losu - Langow- Lohonauman
M
Macawalang
- Magonta -Maengkom
- Maengkong
- Makaampoh
- Maidangkay
- Mailangkay
- Mailoor - Maindoka - Mainsouw - Mait - Makadada - Makal - Makalew - Makaliwe - Makangares
- Makaoron - Makarawis
- Makaruwung
- Makatuuk - Makawalang
- Makawulur
- Makiolol - Makisanti
- Maleke - Malingkas
- Maliangkay
- Malonda - Mamahit - Mamangkey
- Mamantouw
- Mamanua - Mamarimbing
- Mamba - Mambo - Mambu - Mamengko - Mamentu - Mamesah - Mamitoho - Mamoto - Mamuaya - Mamuntu - Mamusung - Manampiring
- Manangkod
- Manapa - Manarisip
- Manaroinsong
- Manayang - Mandagi - Mandang - Mandey - Manese - Manengkei
- Mangare - Mangempis
- Mangindaan - Mangkey - Mangowal - Mangundap
- Manimporok
- Maningkas
- Manopo - Manorek - Mantik - Mantiri - Mantoauw - Manua - Manueke - Manurip - Manus - Mapaliey - Maramis - Marentek - Maringka - Masael - Masinambau
- Masing - Masiruw - Masoko - Massie - Matheos - Matindas - Maukar - Mawei - Maweru - Mawikere - Mawicere - Mawuntu - Mekel - Mema - Mende - Mendur - Mengko - Mentang - Mentu - Meray - Mesak - Mewengkang
- Mewoh - Midas - Mince - Mincelungan
- Minder - Mingkid - Mioyo - Mogigir - Mogot - Mokalu - Momongan - Momor - Momuat - Monangin - Mondigir - Mondong - Mondoringin
- Mondou - Mogi - Mongi - Mongilala
- Monginsidi
- Mongkaren
- Mongkau - Mongkol - Mongula - Moniaga - Monintja - Moningka - Moningkey
- Moniung - Moniyong Mononimbar
- Mononutu - Montolalu
- Montong - Montung - Morong - Motto - Muaja - Muaya - Mudeng - Muke - Mukuan - Mumek - Mumu - Munaiseche
- Mundung - Muntu - Muntuan - Muntuuntu
- Musak - Musu - Mogonta - Mawey - Manese - Makaliwe
N
Nangka - Nangon - Nangoy - Naray - Nayoan - Nelwan - Nender - Ngala - Ngangi - Ngantung - Ngayouw - Ngenget - Ngion - None-Nongka
O
Ogi - Ogot - Ogotan - Oleng - Oley - Ombeng - Ombu - Ompi - Ondang - Onibala - Onsu - Opit - Orah - Oroh - Otay
P
Paat - Pai - Paila - Pajow - Pakasi - Palangiten
- Palar - Palenewen
- Palenteng
- Palilingan
- Palit - Pamaruntuan
- Panambunan
- Panda - Pandean - Pandeiroth
- Pandeiroot
- Pandelaki - Pandey - Pandi - Pandong - Pangalila
- Pangkahila
- Pangau - Pangemanan - Pangila - Pangkerego
- Pangkey - Pangkong- Pantonuwu
- Pantou - Pantouw - Pantow - Parapak - Parengkuan - Parera - Paruntu - Paseki - Pasla - Pasumiin - Pateh - Pauner - Paulus - Peleh - Pelenkahu
- Pelengkahu - Pelleng - Pendang - Pepah - Pesik - Pesot - Piay - Pinangkaan
- Pinantik - Pinaria - Pinontoan
- Pioh - Piri - Pitong - Pitoy - Podung - Pogalin - Pola -polakitan- Poli
- Polii - Polimpong
- Politon - Poluakan - Pomantouw
- Pomantow - Pomohon - Ponamon - Pondaag - Pondaaga - Pongayouw
- Ponggawa - Pongilatan
- Pongoh - Ponosingon
- Pontoan - Pontoan - Ponto - Pontoh - Pontororing
- Porayow - Poraweouw
- Porayouw - Porajow - Porong - Posumah - Potu - Poyouw - Pratasik - Pua - Pungus - Punuh - Purasa - Purukan - Pusung - Putong - Putang - Pangerapan
R
Raintung - Rakian - Rambi - Rambing - Rambitan - Rampangilei
- Rampen - Rampengan
- Rampi - Ransun - Ransingin
- Ranti - Rantung - Raranta - Rares - Rarun - Rasu - Ratag - Rattu - Ratulangi - Ratuliu - Ratumbuisang
- Raturandang - Ratuwalangaouw
- Ratuwalangon
- Ratuwandang
- Rau - Ruata - Rawung - Regar - Rei - Rembang - Rembet - Rempas - Rende - Rengku - Rengkuan - Rengkung - Repi - Retor - Rimper - Rimporok - Rindengan
- Rindorindo - Robot - Roeroe - Rogahang - Rogi - Rolangon - Rolos - Rombang - Rombot - Rompas - Rompis - Rondo - Rondonuwu
- Rooro - Ropa - Rori - Roringkon
- Rorie - Rorimpandey atau Roringpandey - Roring - Rorintulus
- Rorong - Rory - Rosok - Rotikan - Rotinsulu - Rotty
-Rottie - Roway - Ruaw - Ruidengan
- Rumagit - Rumambi - Rumampen - Rumampuk - Rumangkang
- Rumangun -Rumansi
- Rumayar - Rumate - Rumawas- Rumbay - Rumbajan - Rumende - Rumengan - Rumenser - Rumetor - Rumimpunu
- Rumincap - Rumokoy - Rumondor - Rumpesak - Rungkat - Runtu - Runtukahu
- Runturambi
- Runtuwailan
- Runtuwene
- Runtuwarouw
- Ruru - Roeroe - Rurugala - Regoh - Ratumbanua
- Runtulalo
- Rugian- Rapar
S
Saroinsong
- Sabar - Saerang - Sampel - Sahelangi
- Sahensolar
- Sakul - Salangka - Salem - Salendu - Sambouw - Sambow - Sambuaga - Sambul - Sambur - Samola - Sampouw - Sangari - Sanger - Sangeroki
- Sanggor - Sangkaeng
- Sangkoy - Sangkal - Sarapung - Saraun - Sarayar - Sariowan - Sarundajang
- Saul - Saweho - Schalwyk - Seke - Seko - Sembel - Sembung - Semeke - Senduk - Sendow - Senewe - Sengke - Sengkey - Senouw - Sepang - Sethaan - Setlight - Sewow - Sigar - Sigarlaki
- Simbar - Simbawa - Sinaulan - Sinatrya - Singal - Sinjal - Sinombor - Singkoh - Sinolungan
- Sirang - Siwu - Siwy - Solang - Solambela
- Somba - Sompi - Sompotan - Sondakh - Soputan - Soriton - Sorongan - Spaer - Suak - Sualang - Suatan - Sumaiku - Sumakud - Sumakul - Sumampouw
- Sumangkud
- Sumanti - Sumarab - Sumarandak
- Sumarauw -Sumayow
- Sumele - Sumendap - Sumesei - Sumilat - Sumlang - Sumolang - Sumual - Sumuan - Sundah - Sungkudon
- Suot - Supit - Surentu - Suwu - Saren-Sumerah-Sagai-Sumangando
T
Taas - Tairas - Tabiman - Talumepa - Talumewo - Talumantak
- Tamaka - Tampongagoy
- Tambahani
- Tambalean
- Tambani - Tambarici
- Tamara - Tambariki
- Tambayong atau Tambajong - Tambengi - Tambingon
- Tamboto - Tambuntuan
- Tamburian
- Tambuwun - Tamon - Tampa - Tampanatu
- Tampanguma
- Tampemawa
- Tampenawas
- Tampi -Tampilang
- Tampomuri
- Tampinongkol
- Tangkuman
- Tandayu - Tangka - Tangkere - Tatendang
– Tangkow - Tangkudung
- Tangkilisan
- Tangkulung
- Tangon - Tanod - Tanor - Tanos - Tarandung
- Taroreh - Tarumingi
- Tarumingkeng
- Tatilu - Tatontos - Taulu - Tawas - Tenda - Tendean - Tengges - Tenggor - Tengker - Terok - Tetengean
- Teteregoh
atau Teterego - Tewal
-Thomas - Thuda - Tidayoh - Tirajoh - Tirayoh - Tiendas - Tijow - Tikoalu atau Ticoalu - Tikonuwu - Tilaar - Timbuleng
- Timpal - Timporog - Tinangon - Tinamberan
- Tindengen
- Tinggogoy
- Tintingon
- Tirayoh - Tiwa - Tiwon - Tiwow - Toalu - Toar - Todar - Togas -Tolandang- Tololiu-
tolukun - Tombeng - Tombokan - Tompodung
- Tompunu - Tongkotow
- Tongkeles
- Tooi - Torar - Toreh - Torek - Tontey - Towo - Tuda - Tuegeh - Tuela - Tuera - Tuerah - Tuilan - Tulandi - Tulaar - Tulenan - Tulung - Tulus - Tulusan - Tumanduk - Tumangkeng
- Tumatar - Tumbei - Tumbel - Tumbelaka
- Tumbol - Tumbuan - Tumembouw
- Tumengkol - Tumewu - Tumilaar - Tumilesar
- Tumimomor
- Tumion - Tumiwa - Tumiwang - Tumober - Tumondo - Tumonggor
- Tumundo - Tumurang - Tumuyu - Tunas - Tundalangi
- Tungka - Turang - Turangan - Tuuk - Tuwaidan - Tuwo - Tuyu - Tuyuwale - Tulangouw
- Tombey - Terry-tu - Tumilantow
- Tumilantou-
Tampatty - Tangkau - Tewuh
U
T
V
W
Waani - Wagei - Wagey - Wagiu - Waha - Wahani - Wahon - Watania - Wakari - Wala - Walalangi - Walanda - Walandouw
- Walangitan
- Walean - Walebangko
- Walensendow
- Walewangko
- Walelang - Waleleng - Walian - Walintukan
- Walukow - Waluyan - Warouw - Wanei - Wangania - Wangkar - Wangke - Wangko - Wantah - Wantalangi
- Wantania - Wantasen - Warankiran
- Wariki - Watah - Watti - Watugigir
- Watulangkouw
- Watuna - Watung - Watupongoh
- Waturandang
- Watuseke - Wauran - Wawoh - Wawointama
- Wawolangi
- Wawolumaya
- Waworuntu - Woruntu - Wayong - Wehantouw
- Weku - Welan - Weley - Welong - Wenas - Wensen - Wenur - Weol - Wetik - Wewengkang
- Wilar - Winerungan
- Winokan - Woimbon - Wokas - Wola (Wollah) - Wondal - Wongkar - Wonok - Wontas - Wonte - Wooy - Worang - Worotikan
- Wotulo - Wowilang - Wowiling - Wowor - Wuaten - Wuisan - Wuisang - Wulung - Wulur - Wungkana - Wungow - Wuntu - Wurangian
- Wuwung
Yo'opo rek? wes ndelok marga-marga e wong Minahasa toh?
saiki ndelok bahasa Manado yah. Cekidott...
Bahasa Manado dituturkan penduduk di kota Manado, Bitung, kabupaten Minahasa dan sekitarnya. Memiliki kesamaan dengan dialek bahasa di Sulawesi Tengah dan Maluku. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa Manado sama seperti kata-kata dalam bahasa Indonesia. Karena bahasa Manado hanya digunakan untuk komunikasi lisan, tidak ada standar ortografi/tulisan yang pernah disahkan. Bahasa Manado berhubungan dekat dengan bahasa Indonesia. Perbedaannya yang paling mendasar adalah dengan adanya kata-kata serapan dari bahasa Belanda dan Portugis, serta penggunaan "kita" sebagai kata ganti orang pertama tunggal (yang dalam bahasa Indonesia digunakan untuk kata ganti orang jamak tunggal).
Kata ganti
Dalam penjelasan mengenai bahasa Manado menggunakan singkatan-singkatan berikut:
- kata disingkat k
- bahasa disingkat b
B.Indonesia
baku
|
Bahasa
Manado
|
|
k.ganti
orang pertama tunggal
|
saya
|
kita
|
k.ganti
orang pertama jamak
|
kami
|
torang
|
k.ganti
orang kedua tunggal
|
anda
|
ngana
|
k.ganti
orang kedua jamak
|
kalian
|
ngoni
|
k.ganti
orang ketiga tunggal
|
dia
|
dia
|
k.ganti
orang ketiga jamak
|
mereka
|
dorang
|
Kata ganti kepunyaan
Bahasa Manado menggunakan pe untuk mengartikan kepunyaan.
B.Indonesia
baku
|
Bahasa
Manado
|
Bukuku
|
kita
pe buku / ta pe buku
|
Bukumu
|
ngana
pe buku / nga pe buku
|
Bukunya
|
dia
pe buku / de pe buku
|
Buku
kami
|
torang
pe buku / tong pe buku
|
Buku
kalian
|
ngoni
pe buku
|
Buku
mereka
|
dorang
pe buku / dong pe buku
|
Buku
ini milik kalian
|
ini
ngoni pe buku
|
Kata serapan dari bahasa asing
Bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda yang mengkolonisasi daerah Sulawesi Utara pada zaman kolonial telah memperkaya perbendaharaan kata Bahasa Manado, seperti beberapa sampel kata pada tabel di bawah ini:
B.Indonesia
baku
|
Bahasa
Manado
|
serapan
dari bahasa
|
bosan
|
fastiu
|
Bahasa
Portugis (fastio)
|
topi
|
capeo
|
bahasa
Portugis (chapéu)
|
kursi
|
kadera
|
Bahasa
Portugis (cadeira)
|
dahi
|
testa
|
bahasa
Portugis (testa)
|
jagung
|
milu
|
bahasa
Portugis (milho)
|
roti
isi
|
panada
|
bahasa
Portugis (panada)
|
penyu
|
tuturuga
|
Bahasa
Portugis (tartaruga)
|
tenggorokan
|
gargantang
|
Bahasa
Portugis (garganta)
|
saputangan
|
lenso
|
Bahasa
Portugis (lenço)
|
pagi-pagi
|
vruk
|
Bahasa
Belanda (vroeg)
|
garpu
|
vork
|
Bahasa
Belanda (vork)
|
nenek
|
oma
|
Bahasa
Belanda (oma)
|
kakek
|
opa
|
Bahasa
Belanda (opa)
|
tetapi
|
mar
|
Bahasa
Belanda (maar)
|
untuk
|
vor
|
bahasa
Belanda (voor)
|
secara
menyeluruh
|
helemaar
|
Bahasa
Belanda (helemaal)
|
sudut
|
huk
|
Bahasa
Belanda (hoek)
|
besar
|
goros
|
Bahasa
Jerman (groß)
|
teduh
|
sombar
|
Bahasa
Perancis (sombre)
|
Kata kerja
Beberapa kata kerja dalam b.Indonesia dengan akhiran n, pada bahasa Manado ditambahkan g seperti makang (makan), jalang (jalan), sirang (siram). Hal ini akibat pengaruh budaya Jepang.Awalan
Awalan ba
Awalan ber dalam bahasa Indonesia diubah menjadi ba dalam bahasa Manado. Contoh: bajalang (berjalan), batobo (berenang), baspool (berpancuran - mandi menggunakan pancuran), batolor (bertelur).Awalan me
Awalan me dalam bahasa Indonesia diubah menjadi ma atau "mo" dalam bahasa Manado. Contoh: mangael (mengail), manari (menari), mancari (mencari), momasa' (memasak), manangis (menangis).Kata-kata yang lain
Beberapa kata dari bahasa Indonesia dipendekkan dalam bahasa Manado. Contohnya:pi (bahasa Indonesia: pergi)
mo pi mana ngoni? (mau pergi
kemana kalian?)
co (bahasa Indonesia: coba)
co lia ini oto (coba lihat
mobil ini)
so (bahasa Indonesia: sudah)
so klar? (sudah selesai?),
"so maleleh?" (sudah lumer?), "so kanyang?"
(sudah kenyang?)
ta (bahasa Indonesia: awalan ter)
tasono? (tertidur?), tajatung?
(terjatuh?), tagoso (tergesek?)
Beberapa kata atau partikel sering muncul dalam kalimat. Contoh:"mar"(bahasa Indonesia:tapi) ""dia ada datang, mar so pigi ulang"" (catatan: "mar" dalam kata seru ""pe mar!"" mempunyai arti dan tujuan yang berbeda, yaitu untuk mengumpat)
"vor" (bahasa Indonesia: untuk) Diucapkan mirip "for" dalam bahasa Inggris, dan mempunyai arti yang sama.
""ini vor
ngana"" (ini untuk kamu)
"kwa'"Adalah salah satu partikel yang biasa muncul dalam kalimat. Jika muncul di pertengahan kalimat maka dia berfungsi menunjukkan pengakuan atas kemampuan seseorang (setara dengan "sih" dalam bahasa Indonesia). Contoh: ""kalo dia kwa' memang so pande"" (kalau dia sih, emang sudah (terkenal) cerdas)
Jika muncul di akhir kalimat maka kwa' menandakan permintaan.
Contoh: ""kita pinjam
kwa'"" (aku pinjam dong? Atau tolong pinjamkan aku)
"Noh"Biasanya muncul di akhir kalimat. Menandakan penyesalan atas suatu situasi atau kondisi.
Contoh: ""Nyanda' ada doi
kita noh...""(sayangnya,aku (sedang) tidak punya uang)
Tetapi, jika didahului oleh partikel "jo" (menjadi "...jo
noh!"), maka gabungan itu menghasilkan kata seru yang menyatakan
kekaguman,pujian,atau bahkan sindiran. Tergantung dari konteks dan tone suara.
Contoh: ""Mama' jo
noh!"" ( Itu baru ibuku!)
atau, misalnya si Roni terlambat lagi hari ini, maka ungkapan
""Roni jo noh!" setara dengan sindiran "Namanya juga
Roni...(telat melulu)"Kata tanya
- Kyapa ngana manangis? (kenapa kamu menangis?)
- Sapa lai? (siapa lagi?)
- Bagimana Torang Pe nasib ini? (bagaimana nasib kami sekarang?)
- Mo/Mau Pigi Kamana? (mau pergi kemana?)
- Jam Barapa Sakarang? (sekarang jam berapa)
Kata serapan dari bahasa Manado
Beberapa kata yang diserap dari bahasa Manado ke dalam bahasa Indonesia antara lain:- baku (yang artinya saling) contoh : baku hantam (saling menghantam satu sama lain), baku ajar (saling menghajar satu sama lain), baku veto (adu mulut satu sama lain), baku sedu (bercanda, bersenda gurau), bakudapa (bertemu, berjumpa), "baku gigi" (saling menggigit).
Lihaga Island-Pulau Lihaga
Sulawesi Utara menyimpan potensi wisata bahari dan pantai yang sangat
beragam. Siapa yang tidak kenal dengan keindahan bawah laut Bunaken? Tapi
Bunaken hanyalah satu dari sekian destinasi wisata bahari yang memesona.
Lihaga, salah satunya. Lihaga merupakan sebuah pulau yang hanya memiliki luas 8 ha. Berada dalam
wilayah administrasi Kabupaten Minahasa Utara. Letaknya berada di ujung atas
Pulau Sulawesi yang berbentuk K. Jika ditarik titik-titik, Pulau Lihaga akan
membuat semacam garis maya hingga ke General Santos, Davao di Fipilina. Pada
garis semu itu juga terdapat Pulau Sangir Talaud, Talise, Bangka dan Gangga. Pulau Lihaga punya keistimewaan tersendiri dibanding dengan pulau-pulau
lainnya di Sulawesi Utara. Pasir putihnya yang sehalus tepung membuat pulau ini
menjadi sangat menggoda untuk didatangi. Pulau
Lihaga dikelilingi pasir putih dan pemandangan alam luar biasa indah. Airnya
sangat jernih sehingga kita bisa melihat dengan jelas ikan-ikan yang berenang
tanpa harus menyelam. Keindahan pulau ini semakin bertambah saat senja menjelang. Pemandangan saat
matahari terbenam terlihat sangat indah dari Pulau Lihaga. Tak perlu khawatir, perjalanan yang ditempuh memang begitu jauh, tapi perjalanan tersebut tidak akan sia-sia. Karena
setibanya di sana, kita akan disambut hamparan pasir putih halus, yang
dikelilingi birunya lautan. Pulau Lihaga juga tanpa penduduk.
Kalaupun ada, hanya satu keluarga yang dipercayakan menjaga pulau tersebut.
Merekalah yang bertugas membersihkan sampah yang ditinggal para pengunjung. Untuk masuk ke Pulau Lihaga, kita hanya akan merogok kocek Rp 20.000 saja. Biasanya dana itu dipakai untuk biaya operasional mereka. Untuk mencapai Lihaga dari Manado bisa ditempuh dengan mengambil rute dari
Pelabuhan Likupang. Dari Manado dibutuhkan sekitar 1,5 jam berkendara. Lalu
menyewa perahu menyebrang ke Lihaga. Sekitar 45 menit Lihaga sudah bisa
dicapai. Sewa perahu yang bisa menampung 20 orang seharga Rp 750.000. Saat akan mencapai Pulau Lihaga, mintalah pemilik perahu untuk melewati Pulau Gangga. Pulau tetangga yang
juga indah dengan sebuah resor milik orang Italia. Lalu sebelum turun ke pantai
Lihaga, kitari dulu pulau ini. Bibir pantainya akan menyajikan pemandangan yang
tak akan terlupakan. Gradasi air dari warna biru ke warna hijau dan diakhiri
dengan buih ombak yang memecah di pasir putih, sungguh sebuah sajian yang
memesona. Ditambah lagi dengan pemandangan batu karang di sisi lain pulau. Bawah laut Lihaga juga menyajikan pemandangan yang sangat indah. Ketika
berada di pantai, gazebo dengan tempat duduk dari bambu siap menyambut kita.
Bermain pasir sambil berkejaran dengan ombak merupakan sebuah pilihan menarik.
Mandi dan snorkeling juga tak kalah serunya. Di pulau tanpa penduduk ini sudah tersedia toilet dan ruang ganti. Bahkan
telah ada pula bangunan dari kayu yang cukup besar. Tapi sebelum menyeberangi
ke Lihaga, jangan lupa membeli makanan dan minuman terlebih dahulu di Likupang.
Karena di Lihaga tidak tersedia warung dan penjual makanan. Pengunjung juga bisa menginap di Lihaga, tanpa dipungut bayaran lagi. Tentu
dengan menyediakan peralatan bermalam sendiri. Dan jangan kaget, jika disetiap akhir pekan, Pulau Lihaga selalu ramai
dikunjungi. Karena pulau ini juga menjadi lokasi favorit para fotografer.
Mount of Love-Bukit Kasih, Kanonang
Bukit Kasih terletak di Desa Kanonang, Kawangkoan, sekitar 55 kilometer
dari Manado, Sulawesi Utara. Dibangun pada tahun 2002 sebagai pusat spiritual
di mana semua pemeluk agama di Indonesia bisa berkumpul, bermeditasi dan di
sisi tempat ibadah ini terdapat bukit tropis yang rimbun dan berkabut. Bukit ini disebut Bukit Kasih karena orang-orang dari agama yang berbeda
dapat berkumpul dan berdampingan dalam beribadah sebagai simbol keharmonisan
beragama. Terdapat lima rumah ibadah di sini, Gereja-Katolik, Gereja-Kristen, Kuil-Budha, Masjid-Islam, dan Candi-Hindu yang dibangun di puncak kedua.
Pada puncak pertama adalah sebuah salib putih dengan tinggi 53 meter yang dapat
dilihat bahkan dari pantai Boulevard di Manado. Selain itu, tempat ini diyakini
menjadi tempat asli nenek moyang suku Minahasa, Toar dan Lumimuut tinggal.
Terlihat dari ukiran Wajah mereka di lereng bukit di bawah puncak kedua. Kita juga dapat menikmati cuaca dingin menyentuh kulit sambil memanjat tangga
menuju puncak pertama dan kedua. Di sisi kanan Monumen, pengunjung dapat
melewati kawah belerang tempat untuk memasak jagung, ubi dan pisang. Untuk
mencapai puncak Bukit Kasih, kita harus menaiki tangga yang curam
sebanyak 2435 anak tangga atau menggunakan akses aman di sisi kanan
monumen. Ketika mendaki tangga, kita bisa melihat pemandangan indah kawah
belerang dimana air panasnya digunakan oleh masyarakat setempat untuk
memasak jagung, kacang dan telur. Untuk mencapai lokasi ini, dibutuhkan dua jam
perjalanan dari Manado melalui Tomohon. Perlu dicatat bahwa jalan di sepanjang
gunung Soputan curam dan berliku. Bagi mereka yang ingin mencoba makanan yang
berbeda, ini adalah tempat yang tepat untuk mencoba jagung, pisang
dan ubi rebus di kawah bukit.
Tondano Lake-Danau Tondano
Danau Tondano adalah tujuan wisata yang terkenal di Provinsi Sulawesi Utara.
Danau ini berada 600 meter di atas permukaan laut dan meliputi area seluas
4.278 hektar dan terletak di desa Remboken, sekitar 3 kilometer dari kota
Tomohon atau 30 km dari Manado. Danau Tondano dikelilingi oleh pegunungan
setinggi 700 meter, yaitu Gunung Lembena, Kaweng, Tampusu dan Masarang.
Danau ini mencakup tiga kecamatan yaitu Eris, Kakas dan Remboken. Dari sisi
danau, kita dapat melihat dengan jelas Gunung Kaweng. Danau Tondano memiliki
daya tarik wisata yang disebut "Sumaru Endo" Remboken, dan
Resor Wisata Bukit Pinus (dari Tondano menuju Toliang Oki). Dari sisi danau di
Toliang Oki dan Tondano Pante, kita dapat melihat laut Maluku yang indah, di
luar bukit Lembean. Biaya Masuk ke obyek wisata ini adalah Rp 4.000,00 ditambah
asuransi. Kita juga dapat menggunakan perahu di sekitar danau dengan biaya
Rp50.000,00 tetapi perahu biasanya menunggu sampai dipenuhi 10 penumpang. Di
tengah danau ada sebuah pulau kecil bernama Pulau Likri. Akan tetapi, kita tidak
dapat berhenti di pulau ini. Karena perahu mengikuti rute yang berbeda. Selain
itu, kita juga dapat melihat masyarakat setempat menangkap ikan Nike
menggunakan jaring yang menyerupai sendok dengan tongkat bambu di kedua
sisinya. Dari Tomohon ke Danau Tondano berjarak sekitar satu jam dengan
berkendara melalui jalan berliku. Bisa juga menggunakan mobil pribadi atau naik
angkutan umum dari Manado atau Tomohon. Penduduk lokal biasanya menjual ikan
Nike kecil yang dibuat menjadi bakso ikan atau waku-waku bolanga
(sejenis ikan bakar). Kita juga dapat menikmati hidangan Nike di restoran atau
warung makanan di sekitar danau.
National Garden Tangkoko-Taman National Tangkoko
Batuangus terletak di Kota Bitung berada di utara Pelabuhan Samudera Bitung tepatnya di kaki
Gunung Dua Saudara. Di kawasan seluas 8.718 hektar ini, terdapat menemukan
monyet terkecil di dunia yaitu tangkasi atau tarsius (Tarsius
spectrum) yang merupakan
hewan endemik Sulawesi. Tarsius memiliki kepala yang bisa diputar 180 derajat. Selain itu setelah
diteliti tim dari Australia ternyata diketahui darah tarsius berjenis O seperti
pada manusia. Primata mungil ini hanya memiliki panjang sekitar
10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Tarsius dapat melompat sejauh 3 meter
atau hampir 10 kaki dari satu pohon ke pohon lainnya lalu menghilang dari
pandangan mata kita. Sifatnya pemalu, berwarna coklat muda, kelima jarinya yang
panjang memungkinkan menempel erat pada cabang-cabang pohon. Apabila diperhatikan jari-jari tersebut memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang
memiliki cakar. Tarsius memiliki ekor panjang tidak berbulu, kecuali pada
bagian ujungnya. Ukuran matanya besar dan mungkin ukuran mata tarsius ini lebih
besar daripada ukuran otaknya. Matanya yang besar sangat bermanfaat untuk
aktifitas malam hari. Jadi, memang hewan ini cenderung dapat ditemui sore
hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur.
Mangsa mereka adalah serangga seperti kecoa, jangkrik, kadang juga reptil
kecil, burung, dan kelelawar. Tarsius tidur dan melahirkan dengan terus
bergantung pada batang pohon. Hewan ini tidak dapat berjalan di atas tanah,
mereka langsung melompat ketika berada di tanah. Selain itu bintang langka dan
unik ini sulit untuk dikembangbiakan di luar habitatnya karena jika ditempatkan
dalam kurungan maka tarsius akan stres lalu melukai dirinya sendiri hingga
mati. Keunikan tarsius telah membuat hewan ini diburu ilmuan dan wisatawan
untuk diteliti atau diamati. Hingga kini jumlah tangkasi atau tarsius (Tarsius spectrum) terus berkurang dan termasuk hewan langka yang dilindungi. Ada
9 jenis tarsius di dunia, 2 di Filipina dan 7 sisanya terdapat di Sulawesi. Dua
jenis yang paling terkenal terdapat di Indonesia yaitu kera hantu (Tarsius tarsier) dan tarsius kerdil atau krabuku kecil (Tarsius pumilus atau Pygmy
tarsier). Tarsius pumilus
merupakan jenis tarsius terkecil dengan panjang tubuh antara 93-98 milimeter
dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter. Masyarakat Manado,
sangat membanggakannya. Selain Bunaken, hewan kecil tarsius juga, sangat dibanggakan oleh masyarakat Manado. Selain Bunaken dengan kekayaan bawah lautnya yang menawan. Bukan hanya karena
keberadaan tarsius saja tetapi Taman Nasional Tangkoko juga telah menarik
ilmuan dari berbagai belahan dunia sejak dahulu. Alfred Russle Wallace pada
tahun 1850 meneliti tempat ini untuk melihat langsung hewan unik maleo dan babi
rusa. Karena penelitiannya sekarang kita mengenal batas imajiner Garis Wallace
yang telah membagi dua kelompok satwa antara Bali dan Kalimantan terus ke
Selatan. Garis ini juga menjadi batas perpaduan zoogeografi dua wilayah yaitu Asia dan Australia. Selama berada di tempat ini persiapkan semua bekal
selama trekking,
terutama sepatu gunung dan peralatan naik gunung. Waktu untuk melihat tarsius
adalah saat menjelang malam terutama sore hari saat mereka keluar untuk mencari
makanan dengan berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain. Tarsius
termasuk hewan langka yang kecil dan pemalu jadi harus cermat untuk mengamatinya
dan lebih penting bila kita meminta seorang pemandu yang mengenal tempat ini
untuk menunjukan lokasi beradanya Tarsius. Di sekitar taman nasional ini tersedia cottage dan restoran kecil. Di Batuputih kita dapat menemukan penginapan atau homestay yang
disewakan dengan beragam harga. Penginapan Mama Roos lokasinya berhadapan dengan
Tersier Information Center. Kondisi penginapannya sederhana meliputi satu kamar
dengan 2 ranjang dan 1 kamar mandi, kipas angin, dan ruangan khusus untuk
makan. Di pintu gerbang utama Batuputih kita dapat melihat pohon yang tinggi menjulang. Ada juga pantai yang indah dan rest area. Di
pintu gerbang kedua tersedia shelter bagi peneliti yang umumnya berasal dari
mancanegara. Untuk menuju Taman Nasional Tangkoko maka kita perlu mengarahkan
tujuan ke Bitung yaitu sekitar 70 km dari Manado ibu kota Sulawesi Utara. Perlu
waktu 1 jam berkendara dari Manado ke Bitung kemudian 45 menit lagi ke Batuputih
sebagai destinasi menarik di Tangkoko. Untuk akses menuju taman nasional ini,
jalannya sudah diaspal dan dapat dilewati mobil. Untuk para turis yang ingin mendapatkan sensasi berbeda saat ingin mengunjungi tempat ini, kita dapat menumpang bus umum
selama 1,5 jam dari Paal II ke terminal Tangkoko di Bitung. Berikutnya turunlah
di Girian untuk melanjutkan perjalanan 1 jam dengan kendaraan umum bak terbuka.
Di Taman Nasional Tangkoko kita juga dapat melihat beragam ekosistem lainnya, seperti pantai,
hutan, dan pegunungan. Ada tiga gunung berapi yaitu Gunung Tangkoko dan
puncak kembar Dua Saudara. Taman Nasional Tangkoko menyuguhkan pemandangan
bukit dan lembah yang mengesankan. Taman Nasional Tangkoko merupakan tempat
yang ideal untuk mengamati beragam satwa menarik di kawasan seluas 8.718
hektar. Ada sekitar 26 jenis mamalia dan 10 diantaranya adalah endemik
Sulawesi, ada juga 180 jenis burung dan 59 diantaranya endemik Sulawesi serta 5
hewannya asli hanya ada di Sulawesi Utara, ada 15 jenis reptil dan amfibi. Taman
Nasional Tangkoko merupakan ekosistem kera hitam, burung maleo, dan burung
enggang, yaki (Macaca nigra), kuskus (Phalanger
ursinus) dan tentunya
tangkasi (Tarsius spectrum) yang khas dan unik. Di sini selain
melihat hewan-hewan langka, disini juga kita dapat trekking menjelajahi lebatnya hutan
belantara. Termasuk juga kita dapat menaiki gunungnya setinggi 1.109 meter.
Persiapkan segalanya untuk mencapai puncaknya dengan hadiah di atas sana adalah
pemandangan menakjubkan Laut Maluku dan Pelabuhan Bitung. Di tempat ini juga
kita dapat berenang, karena pantainya yang indah sambil mengakrabkan diri dengan masyarakatnya yang
ramah dan bersahaja.
TAMAT....
Akhirnya selesai juga jalan-jalan kita ndek Kota Manado. Wes ngerti kan Manado iku kota seperti apa. Gimana Kota Manado iku gak kalah bagus kan dari kota-kota lainnya di Indonesia. Kapan-kapan saya ajak kalian jalan-jalan ke kota-kota lainnya di Indonesia. Yah wes saiki saya mau pamit undur diri dulu. Terima Kasih wes ngikutin saya jalan-jalan di Kota Manado. Mulai dari Manado (part 1), Manado (part 2), dan yang terakhir Manado (part 3), saiki waktunya makan. God Bless You. Byeeee...
Uraiannya lengkap sekali. Tapi ngomong2 mbak pernah ke pulau Lihaga?. Punya contact person kapal yang bisa disewa mbak. saya mau ke Manado bulan juli 2014 nanti. Info c.p. nya saya tunggu. terima kasih.
BalasHapusNumpang lewat juga mbak. Mau cari teman bergabung.
BalasHapusHalo teman2, apa ada yang punya destinasi pulau Lihaga padad tanggal 06 juli 2014? Gabung yuk, biar kita bisa patungan sewa kapalnya. Ok
makasih mbak admin
terimakasih sudah mengomentari blog saya saudara adhi bhuana, jadi begini saya tidak tau persis tentang sewa menyewa kapal. yg saya tau di lingkupang island itu terdapat tempat untuk menyewa kapal yang harganya sudah saya tulis di blog saya. jadi untuk info lebih lanjut, tanyakan saja pada kenalan atau kerabat anda yang ada di manado. terimakasih. GBU
BalasHapus