3 Juni 2013

Manado (part 3)

Hello, Rek. Saya balik maneh. Jalan-jalan keliling kota Manado maneh. 
Tadi wes ndelok toh, pariwisata-pariwisata ndek kota Manado.
Saiki kita jalan-jalan lihat wong-wong e. 
Let's go...

Pusat Perbelanjaan dan Hiburan

Pusat perbelanjaan di Kota Manado mulanya terkonsentrasi di seputar Taman Kesatuan Bangsa (TKB) atau bahasa gaulnya Pasar‘45. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi kota Manado, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, industri properti dan retail di Manado berkembang cukup pesat. Bermula dari proyek reklamasi pantai yang dilakukan selama 10 tahun lebih, dibangun setelah jalan tepi pantai atau boulevard diresmikan tahun 1993 dan dinamai Jalan Piere Tendean atau yang lebih dikenal dengan Manado Boulevard.
Setelah reklamasi pantai selesai dibangulah proyek raksasa dengan dibukanya pusat-pusat perbelanjaan modern baru yaitu Mega Mall Manado, Manado Town Square, Blue Banter City Walk, IT Center Manado, Bahu Mall, Lion Plaza, Kawanua City Walk, Star Square Manado dan Mega Trade Center. Di sepanjang jalan ini pun terdapat beberapa hotel berbintang, restoran dan cafe yang menjajakan beraneka ragam makanan dan buka hingga larut malam. Pusat cinderamata khas manado dapat ditemukan di Jalan B.W. Lapian. Terdapat beberapa toko suvenir yang menjual makanan, busana, kerajinan tangan khas Manado/Sulawesi Utara.


Makanan khas

Makanan khas dari Kota Manado antara lain, Tinutuan yang terdiri dari berbagai macam sayuran. Tinutuan bukanlah bubur, sebagaimana selama ini orang mengatakannya sebagai bubur Manado. Selain Tinutuan, terdapat Cakalang Fufu yaitu ikan cakalang yang diasapi, ikan roa, Paniki (masakan dari kelelawar) dan RW (er-we) yaitu masakan dari daging anjing, babi Putar (1 ekor babi dibakar dengan cara diputar di atas bara api), biasanya dihidangkan di pesta-pesta, Babi Isi Bulu (terbuat dari daging babi yang diramu dengan bumbu-bumbu khas manado dan dibakar di dalam bambu). Terdapat juga minuman khas dari daerah Manado dan sekitarnya yaitu "saguer" yaitu sejenis arak atau tuak yang berasal dari pohon enau. Saguer ini memiliki kandungan alkohol, Cap Tikus (minuman beralkohol tinggi dari proses fermentasi). Makanan khas kota Manado lainnya yang juga cukup terkenal adalah nasi kuning yang cita rasa dan penyajiannya berbeda dengan nasi kuning di daerah lain. Selain itu ada juga masakan kepala ikan kakap bakar. Dabu-dabu adalah sambal khas Manado yang sangat populer, dibuat dari campuran potongan cabe merah, cabe rawit, irisan bawang merah dan tomat segar yang dipotong dadu dan terakhir diberi campuran kecap. Untuk makanan ringan, Manado juga punya makanan khas sejenis asinan yaitu gohu dan es kacang. Gohu dibuat dari irisan buah pepaya yang direndam dalam larutan asam cuka, gula, garam, jahe dan cabe. Selain itu ada juga kue seperti lalampa (lemper berisi ikan cakalang yang diisi dalam segumpalan beras ketan dan dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar), panada (sejenis roti goreng berisi ikan cakalang dan dibentuk dengan pilinan pada bagian tepinya), apang,klapertart manado, kolombeng, panekuk,dodol manado,kueku, pinende, biapong (babi, wijen, "unti" (terbuat dari kelapa). Dan yang tidak ketinggalan adalah, nasi jaha yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan, jahe, bawang merah dan lain-lain, kemudian dimasukan ke dalam bambu lalu dibakar.



 

Ekonomi

Sebagian besar penduduk Kota Manado bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), guru atau pegawai swasta (41,44%), sebagai wiraswasta (20,57%), pedagang (12,85%), petani/peternak/nelayan (9,17%), buruh (8,96%). Sisanya bergerak di sektor jasa dan lain-lain (7%). Angka Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Kota Manado tahun 2000 adalah Rp. 2,14 trilyun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan angka tahun 1994 yang berjumlah Rp. 703,87 milyar. Tingkat pertumbuhan yang dicapai dalam kurun waktu tersebut rata-rata 6,11% per tahun. Pada tahun 1994 sampai 1996 angka pertumbuhan berada di atas 10% kemudian melambat menjadi 2,92% pada tahun 1997 dan 0,32% ditahun 1998 dimana merupakan angka terendah. Pada tahun 1999, pertumbuhan meningkat lagi menjadi 1,60% dan ditahun 2000 menjadi 5,62%. Sejak munculnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997, perekonomian kota Manado sangat terpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka pengangguran yang diperkirakan pada tahun 2000 masih sebesar 20.465 orang atau 13.67% dan meningkatnya jumlah keluarga miskin sebanyak 19.754 Kepala Keluarga (KK) atau 24,60%. Pada tahun 1999, terdapat indikasi adanya pemulihan perekonomian kota yang signifikan. Pendapatan perkapita kota Manado naik dari Rp 1.753.482 pada tahun 1994 menjadi Rp 4.452.672 pada tahun 2000. Perekonomian kota Manado khususnya terdiri dari sektor perdagangan, perhotelan dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa. Pada tahun 1996 peran ketiga sektor utama ini dalam pembentukan PDRB adalah sejumlah 68,74%. Dalam kurun waktu 5 tahun, peran ketiga sektor ini cenderung semakin dominan yang dilihat dari kontribusinya pada tahun 2000 yang meningkat menjadi 74,68%. Laju inflasi kota Manado selama kurun waktu dua tahun terakhir (2000-2001) sangat berfluktuatif. Pada tahun 2000 sempat mengalami deflasi sebanyak lima kali yaitu masing-masing pada bulan Januari sebesar –0,25%, April –0,08%, Mei -0,13%, Agustus -0,85% dan Desember -0,16%. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada bulan pada bulan Oktober yaitu sebesar 4,05%. Sehingga secara kumulatif inflasi yang terjadi di Manado sebesar 11,41%. Pada tahun 2001 terjadi deflasi sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan Februari sebesar –0,56%, Agustus -0,23% dan Desember sebesar –0,26%. Sedangkan inflasi tertinggi pada tahun 2001 terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 2.83% dimana secara kumulatif inflasi pada tahun 2001 mencapai 13,30%.

Transportasi

Udara

Kota Manado melalui bandar udaranya, Sam Ratulangi terhubung dengan beberapa kota besar lain di Indonesia seperti, Jakarta, Surabaya, Makassar dan Balikpapan. Selain itu bandara ini juga mempunyai penerbangan langsung dari dan ke luar negeri yaitu Singapura, Manila, Kuala Lumpur (mulai 12 September 2008) dan Davao, Filipina. Bandara yang mengalami renovasi pada tahun 2001 ini merupakan salah satu dari 11 pintu gerbang utama pariwisata di Indonesia. Dengan panjang landas pacu sepanjang 2650 m dan lebar 45 m, bandara Sam Ratulangi sanggup untuk didarati pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 777-200 dan Airbus A330. Terminal penumpangnya memiliki fasilitas penunjang berstandar internasional dan dilengkapi dengan empat buah garbarata.

Laut

Dermaga di Manado umumnya dilayani oleh kapal-kapal berukuran kecil. Hal ini dikarenakan lokasi perairan Manado yang berdekatan dengan lokasi Taman Laut Bunaken yang dilindungi dan juga perairan yang cukup dangkal. Pada umumnya, kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan Manado adalah kapal dengan tujuan Kepulauan Sangir dan Kepulauan Talaud. Speed boat dari dan menuju Bunaken umumnya berlabuh di dermaga ini. Kapal-kapal berukuran besar milik PT. Pelni berlabuh di kota Bitung, berjarak kurang lebih 40 km sebelah timur Manado.

Darat

Sistem transportasi darat Kota Manado dilayani oleh minibus angkutan kota yang biasa disebut mikrolet, taksi argo dan Bus DAMRI, tapi bus yang beroprasi di dalam kota sudah tidak ada. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh mikrolet yang menghubungkan beberapa terminal bus dalam maupun luar kota dengan pusat kota Manado. Mikrolet umumnya beroperasi hingga pukul 22.00 wita (hari kerja) atau pukul 00.00 wita (akhir pekan). menaiki transportasi umumnya mikrolet di manado ada yang unik, umumnya Mikrolet di manado sudah di modifikasi dan dilengkapi dengan sound system, ada juga yang menaruh layar LCD bahkan ada juga yang memodifikasi bagian interior mobil, ini untuk memenuhi tingkat kenyamanan penumpang dan taksi umumnya melayani rute-rute ke luar kota sedangkan Bus DAMRI melayani rute Bandara - Terminal Bus luar kota di Malalayang dan yang terakhir Bus Trans Kawanua.


Suku Asli Minahasa



Suku Minahasa adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Sulawesi Utara, Indonesia. Suku Minahasa merupakan suku bangsa terbesar di provinsi Sulawesi Utara. Suku Minahasa terbagi atas beberapa subsuku :
  1. Tontemboan
  2. Tombulu
  3. Tonsea
  4. Toulour (Tondano)
  5. Tonsawang (Tombatu/Tondanow)
  6. Ponosakan
  7. Pasan (Ratahan)
  8. Bantik


Asal Nenek Moyang

Dari pendapat Tandean, seorang ahli bahasa dan huruf Tionghoa Kuno, 1997 datang meneliti di Watu Pinawetengan. Melalui tulisan “Min Nan Tou” yang terdapat di batu itu, ia mengungkapkan, tou Minahasa merupakan turunan Raja Ming dari tanah Tionghoa yang datang berimigrasi ke Minahasa. Arti dari Min Nan Tou adalah “orang turunan Raja Ming dari pulau itu. Tapi pendapat tersebut lemah menurut David DS Lumoindong, karena jika Minahasa berasal dari keturunan Kerajaan Ming pada Dinasti Ming, maka seharusnya ilmu pengetahuan kerajaan Ming yang sudah pada taraf maju, seharusnya dapat terlihat pada Peninggalan Arsitektur Minahasa maupun huruf dan bahasa Tionghoa ditahun 1200-1400, tetapi kenyataannya Sebelum Eropa datang peninggalan zaman Ming tidak ada di Minahasa, jadi pendapat Tandean sangat lemah untuk digunakan sebagai dasar dalam penulisan sejarah dan asal usul Minahasa. Berdasarkan pendapat para ahli diantaranya A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack yaitu Tou Minahasa berasal dari ras Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit Mongolia dan kesamaan warna kulit, yaitu Kuning Langsat. Persamaan dengan Mongol dalam sistem kepercayaan dapat dilihat pada agama asli Minahasa Shamanisme sama seperti Mongol. Dan juga dipimpin oleh Walian yang langsung dimasuki oleh opo. Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh suku Mongol. Dapat dilihat juga di Kalimantan Dayak dan Korea. Tulisan Kuno Minahasa disebut Aksara Malesung. Aksara tersebut terdapat di beberapa batu prasasti diantaranya di Watu Pinabetengan. Aksara Malesung merupakan tulisan Hieroglif, yang hingga kini masih sulit diterjemahkan.

Marga Minahasa

Marga Minahasa merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai di belakang nama depan masyarakat Minahasa/Manado. Di Indonesia Timur nama marga biasa juga disebut fam, yang menunjukkan pengaruh dari bahasa Belanda,  familienaam yang berarti "nama keluarga". Marga Minahasa diambil dari nama keluarga yang digunakan oleh kepala rumah tangga (orang tua lelaki), dengan demikian umumnya nama anak dari sebuah keluarga akan ditambahkan nama keluarga sang ayah di belakangnya. Bila seorang perempuan menikah, nama keluarga suaminya disisipkan di antara nama depan dan nama keluarga asli perempuan tersebut. Praktik ini menunjukkan pengaruh budaya Spanyol dan Portugis yang masih tersisa di Minahasa. Keluarga itu akan menggunakan kedua marga tersebut sebagai nama resminya. Jadi, misalnya seorang laki-laki yang bermarga "Lempoy" menikah dengan seorang perempuan yang bermarga "Monintja", maka keluarga itu disebut Keluarga Lempoy-Monintja, meskipun anak-anak mereka kelak hanya akan menggunakan nama "Lempoy" saja sebagai marga mereka.

berikut ini contoh-contoh fam orang-orang Minahasa. cekidottt....


A


Abutan - Adam - Agou - Agow - Akai - Akil -Aling - Alow - Alui - Amoi - Ampow - Andinata - Andu - Anes - Angkouw/Angkuw - Angow - Anis - Antou - Aray - Arina - Aruperes - Assa - Atuy - Awondatu - Awui/Awuy - Arikalang

B


Badar - Bangkang - Barahamin - Batas - Bella - Belung - Besouw - Bokau - Bokong - Bolang - Bolung - Bororing - Botto - Botu - Boyoh - Buyung

C


Canon - Choandy - Ciwulusan - Coloay - Cornelez

D


Damongilala - Damopoli - Damopoli'i -Dalos - Danes - Dapu - Datu - Datumbanua - Dayoh - Dededaka - Deeng - Dendeng - Dengah - Dewat - Dien - Dimpudus - Dipan - Dirk - Dissa - Dodu - Dollo - Dolot - Dompis - Dompas - Dompasa - Dondo - Dondokambey - Donsu - Doodoh - Dopong - Doringin - Dotulong - Dumais - Dumanauw - Dumbi - Dungus - Durand - Dusaw

E



F



G



H


Hermanus

I



J



K



L



M


Macawalang - Magonta -Maengkom - Maengkong - Makaampoh - Maidangkay - Mailangkay - Mailoor - Maindoka - Mainsouw - Mait - Makadada - Makal - Makalew - Makaliwe - Makangares - Makaoron - Makarawis - Makaruwung - Makatuuk - Makawalang - Makawulur - Makiolol - Makisanti - Maleke - Malingkas - Maliangkay - Malonda - Mamahit - Mamangkey - Mamantouw - Mamanua - Mamarimbing - Mamba - Mambo - Mambu - Mamengko - Mamentu - Mamesah - Mamitoho - Mamoto - Mamuaya - Mamuntu - Mamusung - Manampiring - Manangkod - Manapa - Manarisip - Manaroinsong - Manayang - Mandagi - Mandang - Mandey - Manese - Manengkei - Mangare - Mangempis - Mangindaan - Mangkey - Mangowal - Mangundap - Manimporok - Maningkas - Manopo - Manorek - Mantik - Mantiri - Mantoauw - Manua - Manueke - Manurip - Manus - Mapaliey - Maramis - Marentek - Maringka - Masael - Masinambau - Masing - Masiruw - Masoko - Massie - Matheos - Matindas - Maukar - Mawei - Maweru - Mawikere - Mawicere - Mawuntu - Mekel - Mema - Mende - Mendur - Mengko - Mentang - Mentu - Meray - Mesak - Mewengkang - Mewoh - Midas - Mince - Mincelungan - Minder - Mingkid - Mioyo - Mogigir - Mogot - Mokalu - Momongan - Momor - Momuat - Monangin - Mondigir - Mondong - Mondoringin - Mondou - Mogi - Mongi - Mongilala - Monginsidi - Mongkaren - Mongkau - Mongkol - Mongula - Moniaga - Monintja - Moningka - Moningkey - Moniung - Moniyong Mononimbar - Mononutu - Montolalu - Montong - Montung - Morong - Motto - Muaja - Muaya - Mudeng - Muke - Mukuan - Mumek - Mumu - Munaiseche - Mundung - Muntu - Muntuan - Muntuuntu - Musak - Musu - Mogonta - Mawey - Manese - Makaliwe

N



O



P



R



S



T


Taas - Tairas - Tabiman - Talumepa - Talumewo - Talumantak - Tamaka - Tampongagoy - Tambahani - Tambalean - Tambani - Tambarici - Tamara - Tambariki - Tambayong atau Tambajong - Tambengi - Tambingon - Tamboto - Tambuntuan - Tamburian - Tambuwun - Tamon - Tampa - Tampanatu - Tampanguma - Tampemawa - Tampenawas - Tampi -Tampilang - Tampomuri - Tampinongkol - Tangkuman - Tandayu - Tangka - Tangkere - TatendangTangkow - Tangkudung - Tangkilisan - Tangkulung - Tangon - Tanod - Tanor - Tanos - Tarandung - Taroreh - Tarumingi - Tarumingkeng - Tatilu - Tatontos - Taulu - Tawas - Tenda - Tendean - Tengges - Tenggor - Tengker - Terok - Tetengean - Teteregoh atau Teterego - Tewal -Thomas - Thuda - Tidayoh - Tirajoh - Tirayoh - Tiendas - Tijow - Tikoalu atau Ticoalu - Tikonuwu - Tilaar - Timbuleng - Timpal - Timporog - Tinangon - Tinamberan - Tindengen - Tinggogoy - Tintingon - Tirayoh - Tiwa - Tiwon - Tiwow - Toalu - Toar - Todar - Togas -Tolandang- Tololiu- tolukun - Tombeng - Tombokan - Tompodung - Tompunu - Tongkotow - Tongkeles - Tooi - Torar - Toreh - Torek - Tontey - Towo - Tuda - Tuegeh - Tuela - Tuera - Tuerah - Tuilan - Tulandi - Tulaar - Tulenan - Tulung - Tulus - Tulusan - Tumanduk - Tumangkeng - Tumatar - Tumbei - Tumbel - Tumbelaka - Tumbol - Tumbuan - Tumembouw - Tumengkol - Tumewu - Tumilaar - Tumilesar - Tumimomor - Tumion - Tumiwa - Tumiwang - Tumober - Tumondo - Tumonggor - Tumundo - Tumurang - Tumuyu - Tunas - Tundalangi - Tungka - Turang - Turangan - Tuuk - Tuwaidan - Tuwo - Tuyu - Tuyuwale - Tulangouw - Tombey - Terry-tu - Tumilantow - Tumilantou- Tampatty - Tangkau - Tewuh

U



T



V



W




Yo'opo rek? wes ndelok marga-marga e wong Minahasa toh?
saiki ndelok bahasa Manado yah. Cekidott...



Bahasa Manado dituturkan penduduk di kota Manado, Bitung, kabupaten Minahasa dan sekitarnya. Memiliki kesamaan dengan dialek bahasa di Sulawesi Tengah dan Maluku. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa Manado sama seperti kata-kata dalam bahasa Indonesia. Karena bahasa Manado hanya digunakan untuk komunikasi lisan, tidak ada standar ortografi/tulisan yang pernah disahkan. Bahasa Manado berhubungan dekat dengan bahasa Indonesia. Perbedaannya yang paling mendasar adalah dengan adanya kata-kata serapan dari bahasa Belanda dan Portugis, serta penggunaan "kita" sebagai kata ganti orang pertama tunggal (yang dalam bahasa Indonesia digunakan untuk kata ganti orang jamak tunggal).

Kata ganti


Dalam penjelasan mengenai bahasa Manado menggunakan singkatan-singkatan berikut:

  • kata disingkat k
  • bahasa disingkat b

B.Indonesia baku
Bahasa Manado
k.ganti orang pertama tunggal
saya
kita
k.ganti orang pertama jamak
kami
torang
k.ganti orang kedua tunggal
anda
ngana
k.ganti orang kedua jamak
kalian
ngoni
k.ganti orang ketiga tunggal
dia
dia
k.ganti orang ketiga jamak
mereka
dorang
Variasi torang: tong (terutama sebelum pe). Selain itu dorang juga seringkali disingkat menjadi dong, terutama sebelum pe.

Kata ganti kepunyaan


Bahasa Manado menggunakan pe untuk mengartikan kepunyaan.
B.Indonesia baku
Bahasa Manado
Bukuku
kita pe buku / ta pe buku
Bukumu
ngana pe buku / nga pe buku
Bukunya
dia pe buku / de pe buku
Buku kami
torang pe buku / tong pe buku
Buku kalian
ngoni pe buku
Buku mereka
dorang pe buku / dong pe buku
Buku ini milik kalian
ini ngoni pe buku

Kata serapan dari bahasa asing

Bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda yang mengkolonisasi daerah Sulawesi Utara pada zaman kolonial telah memperkaya perbendaharaan kata Bahasa Manado, seperti beberapa sampel kata pada tabel di bawah ini:

B.Indonesia baku
Bahasa Manado
serapan dari bahasa
bosan
fastiu
Bahasa Portugis (fastio)
topi
capeo
bahasa Portugis (chapéu)
kursi
kadera
Bahasa Portugis (cadeira)
dahi
testa
bahasa Portugis (testa)
jagung
milu
bahasa Portugis (milho)
roti isi
panada
bahasa Portugis (panada)
penyu
tuturuga
Bahasa Portugis (tartaruga)
tenggorokan
gargantang
Bahasa Portugis (garganta)
saputangan
lenso
Bahasa Portugis (lenço)
pagi-pagi
vruk
Bahasa Belanda (vroeg)
garpu
vork
Bahasa Belanda (vork)
nenek
oma
Bahasa Belanda (oma)
kakek
opa
Bahasa Belanda (opa)
tetapi
mar
Bahasa Belanda (maar)
untuk
vor
bahasa Belanda (voor)
secara menyeluruh
helemaar
Bahasa Belanda (helemaal)
sudut
huk
Bahasa Belanda (hoek)
besar
goros
Bahasa Jerman (groß)
teduh
sombar
Bahasa Perancis (sombre)

Kata kerja

Beberapa kata kerja dalam b.Indonesia dengan akhiran n, pada bahasa Manado ditambahkan g seperti makang (makan), jalang (jalan), sirang (siram). Hal ini akibat pengaruh budaya Jepang.

Awalan

Awalan ba

Awalan ber dalam bahasa Indonesia diubah menjadi ba dalam bahasa Manado. Contoh: bajalang (berjalan), batobo (berenang), baspool (berpancuran - mandi menggunakan pancuran), batolor (bertelur).

Awalan me

Awalan me dalam bahasa Indonesia diubah menjadi ma atau "mo" dalam bahasa Manado. Contoh: mangael (mengail), manari (menari), mancari (mencari), momasa' (memasak), manangis (menangis).

Kata-kata yang lain

Beberapa kata dari bahasa Indonesia dipendekkan dalam bahasa Manado. Contohnya:
pi (bahasa Indonesia: pergi)
mo pi mana ngoni? (mau pergi kemana kalian?)
co (bahasa Indonesia: coba)
co lia ini oto (coba lihat mobil ini)
so (bahasa Indonesia: sudah)
so klar? (sudah selesai?), "so maleleh?" (sudah lumer?), "so kanyang?" (sudah kenyang?)
ta (bahasa Indonesia: awalan ter)
tasono? (tertidur?), tajatung? (terjatuh?), tagoso (tergesek?)
Beberapa kata atau partikel sering muncul dalam kalimat. Contoh:

"mar"(bahasa Indonesia:tapi) ""dia ada datang, mar so pigi ulang"" (catatan: "mar" dalam kata seru ""pe mar!"" mempunyai arti dan tujuan yang berbeda, yaitu untuk mengumpat)
"vor" (bahasa Indonesia: untuk) Diucapkan mirip "for" dalam bahasa Inggris, dan mempunyai arti yang sama.
""ini vor ngana"" (ini untuk kamu)
"kwa'"
Adalah salah satu partikel yang biasa muncul dalam kalimat. Jika muncul di pertengahan kalimat maka dia berfungsi menunjukkan pengakuan atas kemampuan seseorang (setara dengan "sih" dalam bahasa Indonesia). Contoh: ""kalo dia kwa' memang so pande"" (kalau dia sih, emang sudah (terkenal) cerdas)
Jika muncul di akhir kalimat maka kwa' menandakan permintaan.
Contoh: ""kita pinjam kwa'"" (aku pinjam dong? Atau tolong pinjamkan aku)
"Noh"
Biasanya muncul di akhir kalimat. Menandakan penyesalan atas suatu situasi atau kondisi.
Contoh: ""Nyanda' ada doi kita noh...""(sayangnya,aku (sedang) tidak punya uang)
Tetapi, jika didahului oleh partikel "jo" (menjadi "...jo noh!"), maka gabungan itu menghasilkan kata seru yang menyatakan kekaguman,pujian,atau bahkan sindiran. Tergantung dari konteks dan tone suara.
Contoh: ""Mama' jo noh!"" ( Itu baru ibuku!)
atau, misalnya si Roni terlambat lagi hari ini, maka ungkapan ""Roni jo noh!" setara dengan sindiran "Namanya juga Roni...(telat melulu)"

Kata tanya

  • Kyapa ngana manangis? (kenapa kamu menangis?)
  • Sapa lai? (siapa lagi?)
  • Bagimana Torang Pe nasib ini? (bagaimana nasib kami sekarang?)
  • Mo/Mau Pigi Kamana? (mau pergi kemana?)
  • Jam Barapa Sakarang? (sekarang jam berapa)

Kata serapan dari bahasa Manado

Beberapa kata yang diserap dari bahasa Manado ke dalam bahasa Indonesia antara lain:
  • baku (yang artinya saling) contoh : baku hantam (saling menghantam satu sama lain), baku ajar (saling menghajar satu sama lain), baku veto (adu mulut satu sama lain), baku sedu (bercanda, bersenda gurau), bakudapa (bertemu, berjumpa), "baku gigi" (saling menggigit).
Sekarang kita lihat tempat-tempat wisata seng gak sempat saya tulis di Manado (part 2). Come'on...

Lihaga Island-Pulau Lihaga


Sulawesi Utara menyimpan potensi wisata bahari dan pantai yang sangat beragam. Siapa yang tidak kenal dengan keindahan bawah laut Bunaken? Tapi Bunaken hanyalah satu dari sekian destinasi wisata bahari yang memesona. Lihaga, salah satunya. Lihaga merupakan sebuah pulau yang hanya memiliki luas 8 ha. Berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Minahasa Utara. Letaknya berada di ujung atas Pulau Sulawesi yang berbentuk K. Jika ditarik titik-titik, Pulau Lihaga akan membuat semacam garis maya hingga ke General Santos, Davao di Fipilina. Pada garis semu itu juga terdapat Pulau Sangir Talaud, Talise, Bangka dan Gangga. Pulau Lihaga punya keistimewaan tersendiri dibanding dengan pulau-pulau lainnya di Sulawesi Utara. Pasir putihnya yang sehalus tepung membuat pulau ini menjadi sangat menggoda untuk didatangi. Pulau Lihaga dikelilingi pasir putih dan pemandangan alam luar biasa indah. Airnya sangat jernih sehingga kita bisa melihat dengan jelas ikan-ikan yang berenang tanpa harus menyelam. Keindahan pulau ini semakin bertambah saat senja menjelang. Pemandangan saat matahari terbenam terlihat sangat indah dari Pulau Lihaga. Tak perlu khawatir, perjalanan yang ditempuh memang begitu jauh, tapi perjalanan tersebut tidak akan sia-sia. Karena setibanya di sana, kita akan disambut hamparan pasir putih halus, yang dikelilingi birunya lautan. Pulau Lihaga juga tanpa penduduk. Kalaupun ada, hanya satu keluarga yang dipercayakan menjaga pulau tersebut. Merekalah yang bertugas membersihkan sampah yang ditinggal para pengunjung. Untuk masuk ke Pulau Lihaga, kita hanya akan merogok kocek Rp 20.000 saja. Biasanya dana itu dipakai untuk biaya operasional mereka. Untuk mencapai Lihaga dari Manado bisa ditempuh dengan mengambil rute dari Pelabuhan Likupang. Dari Manado dibutuhkan sekitar 1,5 jam berkendara. Lalu menyewa perahu menyebrang ke Lihaga. Sekitar 45 menit Lihaga sudah bisa dicapai. Sewa perahu yang bisa menampung 20 orang seharga Rp 750.000. Saat akan mencapai Pulau Lihaga, mintalah pemilik perahu untuk melewati Pulau Gangga. Pulau tetangga yang juga indah dengan sebuah resor milik orang Italia. Lalu sebelum turun ke pantai Lihaga, kitari dulu pulau ini. Bibir pantainya akan menyajikan pemandangan yang tak akan terlupakan. Gradasi air dari warna biru ke warna hijau dan diakhiri dengan buih ombak yang memecah di pasir putih, sungguh sebuah sajian yang memesona. Ditambah lagi dengan pemandangan batu karang di sisi lain pulau. Bawah laut Lihaga juga menyajikan pemandangan yang sangat indah. Ketika berada di pantai, gazebo dengan tempat duduk dari bambu siap menyambut kita. Bermain pasir sambil berkejaran dengan ombak merupakan sebuah pilihan menarik. Mandi dan snorkeling juga tak kalah serunya. Di pulau tanpa penduduk ini sudah tersedia toilet dan ruang ganti. Bahkan telah ada pula bangunan dari kayu yang cukup besar. Tapi sebelum menyeberangi ke Lihaga, jangan lupa membeli makanan dan minuman terlebih dahulu di Likupang. Karena di Lihaga tidak tersedia warung dan penjual makanan. Pengunjung juga bisa menginap di Lihaga, tanpa dipungut bayaran lagi. Tentu dengan menyediakan peralatan bermalam sendiri. Dan jangan kaget, jika disetiap akhir pekan, Pulau Lihaga selalu ramai dikunjungi. Karena pulau ini juga menjadi lokasi favorit para fotografer. 





Mount of Love-Bukit Kasih, Kanonang





Bukit Kasih terletak di Desa Kanonang, Kawangkoan, sekitar 55 kilometer dari Manado, Sulawesi Utara. Dibangun pada tahun 2002 sebagai pusat spiritual di mana semua pemeluk agama di Indonesia bisa berkumpul, bermeditasi dan di sisi tempat ibadah ini terdapat bukit tropis yang rimbun dan berkabut. Bukit ini disebut Bukit Kasih karena orang-orang dari agama yang berbeda dapat berkumpul dan berdampingan dalam beribadah sebagai simbol keharmonisan beragama. Terdapat lima rumah ibadah di sini, Gereja-Katolik, Gereja-Kristen, Kuil-Budha, Masjid-Islam, dan Candi-Hindu yang dibangun di puncak kedua. Pada puncak pertama adalah sebuah salib putih dengan tinggi 53 meter yang dapat dilihat bahkan dari pantai Boulevard di Manado. Selain itu, tempat ini diyakini menjadi tempat asli nenek moyang suku Minahasa, Toar dan Lumimuut tinggal. Terlihat dari ukiran Wajah mereka di lereng bukit di bawah puncak kedua. Kita juga dapat menikmati cuaca dingin menyentuh kulit sambil memanjat tangga menuju puncak pertama dan kedua. Di sisi kanan Monumen, pengunjung dapat melewati kawah belerang tempat untuk memasak jagung, ubi dan pisang. Untuk mencapai puncak Bukit Kasih, kita harus menaiki tangga yang curam sebanyak 2435 anak tangga atau menggunakan akses aman di sisi kanan monumen. Ketika mendaki tangga, kita bisa melihat pemandangan indah kawah belerang dimana air panasnya digunakan oleh masyarakat setempat untuk memasak jagung, kacang dan telur. Untuk mencapai lokasi ini, dibutuhkan dua jam perjalanan dari Manado melalui Tomohon. Perlu dicatat bahwa jalan di sepanjang gunung Soputan curam dan berliku. Bagi mereka yang ingin mencoba makanan yang berbeda, ini adalah tempat yang tepat untuk mencoba jagung, pisang dan ubi rebus di kawah bukit.




Tondano Lake-Danau Tondano



Danau Tondano adalah tujuan wisata yang terkenal di Provinsi Sulawesi Utara. Danau ini berada 600 meter di atas permukaan laut dan meliputi area seluas 4.278 hektar dan terletak di desa Remboken, sekitar 3 kilometer dari kota Tomohon atau 30 km dari Manado. Danau Tondano dikelilingi oleh pegunungan setinggi 700 meter, yaitu Gunung Lembena,  Kaweng, Tampusu dan Masarang. Danau ini mencakup tiga kecamatan yaitu Eris, Kakas dan Remboken. Dari sisi danau, kita dapat melihat dengan jelas Gunung Kaweng. Danau Tondano memiliki daya tarik wisata yang disebut "Sumaru Endo" Remboken, dan Resor Wisata Bukit Pinus (dari Tondano menuju Toliang Oki). Dari sisi danau di Toliang Oki dan Tondano Pante, kita dapat melihat laut Maluku yang indah, di luar bukit Lembean. Biaya Masuk ke obyek wisata ini adalah Rp 4.000,00 ditambah asuransi. Kita juga dapat menggunakan perahu di sekitar danau dengan biaya Rp50.000,00 tetapi perahu biasanya menunggu sampai dipenuhi 10 penumpang. Di tengah danau ada sebuah pulau kecil bernama Pulau Likri. Akan tetapi, kita tidak dapat berhenti di pulau ini. Karena perahu mengikuti rute yang berbeda. Selain itu, kita juga dapat melihat masyarakat setempat menangkap ikan Nike menggunakan jaring yang menyerupai sendok dengan tongkat bambu di kedua sisinya. Dari Tomohon ke Danau Tondano berjarak sekitar satu jam dengan berkendara melalui jalan berliku. Bisa juga menggunakan mobil pribadi atau naik angkutan umum dari Manado atau Tomohon. Penduduk lokal biasanya menjual ikan Nike kecil yang dibuat menjadi bakso ikan atau waku-waku bolanga (sejenis ikan bakar). Kita juga dapat menikmati hidangan Nike di restoran atau warung makanan di sekitar danau.



National Garden Tangkoko-Taman National Tangkoko



Batuangus terletak di Kota Bitung berada di utara Pelabuhan Samudera Bitung tepatnya di kaki Gunung Dua Saudara. Di kawasan seluas 8.718 hektar ini, terdapat menemukan monyet terkecil di dunia yaitu tangkasi atau tarsius (Tarsius spectrum) yang merupakan hewan endemik Sulawesi. Tarsius memiliki kepala yang bisa diputar 180 derajat. Selain itu setelah diteliti tim dari Australia ternyata diketahui darah tarsius berjenis O seperti pada manusia. Primata mungil ini hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Tarsius dapat melompat sejauh 3 meter atau hampir 10 kaki dari satu pohon ke pohon lainnya lalu menghilang dari pandangan mata kita. Sifatnya pemalu, berwarna coklat muda, kelima jarinya yang panjang memungkinkan menempel erat pada cabang-cabang pohon. Apabila diperhatikan jari-jari tersebut memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar. Tarsius memiliki ekor panjang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Ukuran matanya besar dan mungkin ukuran mata tarsius ini lebih besar daripada ukuran otaknya. Matanya yang besar sangat bermanfaat untuk aktifitas malam hari. Jadi, memang hewan ini cenderung dapat ditemui sore hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Mangsa mereka adalah serangga seperti kecoa, jangkrik, kadang juga reptil kecil, burung, dan kelelawar. Tarsius tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Hewan ini tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka langsung melompat ketika berada di tanah. Selain itu bintang langka dan unik ini sulit untuk dikembangbiakan di luar habitatnya karena jika ditempatkan dalam kurungan maka tarsius akan stres lalu melukai dirinya sendiri hingga mati. Keunikan tarsius telah membuat hewan ini diburu ilmuan dan wisatawan untuk diteliti atau diamati. Hingga kini jumlah tangkasi atau tarsius (Tarsius spectrum) terus berkurang dan termasuk hewan  langka yang dilindungi. Ada 9 jenis tarsius di dunia, 2 di Filipina dan 7 sisanya terdapat di Sulawesi. Dua jenis yang paling terkenal terdapat di Indonesia yaitu kera hantu (Tarsius tarsier) dan tarsius kerdil atau krabuku kecil (Tarsius pumilus atau Pygmy tarsier). Tarsius pumilus merupakan jenis tarsius terkecil dengan panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter. Masyarakat Manado, sangat membanggakannya. Selain Bunaken, hewan kecil tarsius juga, sangat dibanggakan oleh masyarakat Manado. Selain Bunaken dengan kekayaan bawah lautnya yang menawan. Bukan hanya karena keberadaan tarsius saja tetapi Taman Nasional Tangkoko juga telah menarik ilmuan dari berbagai belahan dunia sejak dahulu. Alfred Russle Wallace pada tahun 1850 meneliti tempat ini untuk melihat langsung hewan unik maleo dan babi rusa. Karena penelitiannya sekarang kita mengenal batas imajiner Garis Wallace yang telah membagi dua kelompok satwa antara Bali dan Kalimantan terus ke Selatan. Garis ini juga menjadi batas perpaduan zoogeografi dua wilayah yaitu Asia dan Australia. Selama berada di tempat ini persiapkan semua bekal selama trekking, terutama sepatu gunung dan peralatan naik gunung. Waktu untuk melihat tarsius adalah saat menjelang malam terutama sore hari saat mereka keluar untuk mencari makanan dengan berpindah dari satu pohon ke  pohon yang lain. Tarsius termasuk hewan langka yang kecil dan pemalu jadi harus cermat untuk mengamatinya dan lebih penting bila kita meminta seorang pemandu yang mengenal tempat ini untuk menunjukan lokasi beradanya Tarsius. Di sekitar taman nasional ini tersedia cottage dan restoran kecil. Di Batuputih kita dapat menemukan penginapan atau homestay yang disewakan dengan beragam harga. Penginapan Mama Roos lokasinya berhadapan dengan Tersier Information Center. Kondisi penginapannya sederhana meliputi satu kamar dengan 2 ranjang dan 1 kamar mandi, kipas angin, dan  ruangan khusus untuk makan.  Di pintu gerbang utama Batuputih kita dapat melihat pohon yang tinggi menjulang. Ada juga pantai yang indah dan rest area. Di pintu gerbang kedua tersedia shelter bagi peneliti yang umumnya berasal dari mancanegara. Untuk menuju Taman Nasional Tangkoko maka kita perlu mengarahkan tujuan ke Bitung yaitu sekitar 70 km dari Manado ibu kota Sulawesi Utara. Perlu waktu 1 jam berkendara dari Manado ke Bitung kemudian 45 menit lagi ke Batuputih sebagai destinasi menarik di Tangkoko. Untuk akses menuju taman nasional ini, jalannya sudah diaspal dan dapat dilewati mobil. Untuk para turis yang ingin mendapatkan sensasi berbeda saat ingin mengunjungi tempat ini, kita dapat menumpang bus umum selama 1,5 jam dari Paal II ke terminal Tangkoko di Bitung. Berikutnya turunlah di Girian untuk melanjutkan perjalanan 1 jam dengan kendaraan umum bak terbuka. Di Taman Nasional Tangkoko kita juga dapat melihat beragam ekosistem lainnya, seperti pantai, hutan, dan pegunungan. Ada tiga gunung berapi yaitu Gunung Tangkoko dan puncak kembar Dua Saudara. Taman Nasional Tangkoko menyuguhkan pemandangan bukit dan lembah yang mengesankan. Taman Nasional Tangkoko merupakan tempat yang ideal untuk mengamati beragam satwa menarik di kawasan seluas 8.718 hektar. Ada sekitar 26 jenis mamalia dan 10 diantaranya adalah endemik Sulawesi, ada juga 180 jenis burung dan 59 diantaranya endemik Sulawesi serta 5 hewannya asli hanya ada di Sulawesi Utara, ada 15 jenis reptil dan amfibi. Taman Nasional Tangkoko merupakan ekosistem kera hitam, burung maleo, dan burung enggang,  yaki (Macaca nigra), kuskus (Phalanger ursinus) dan tentunya tangkasi (Tarsius spectrum) yang khas dan unik. Di sini selain melihat hewan-hewan langka, disini juga kita dapat trekking menjelajahi lebatnya hutan belantara. Termasuk juga kita dapat menaiki gunungnya setinggi 1.109 meter. Persiapkan segalanya untuk mencapai puncaknya dengan hadiah di atas sana adalah pemandangan menakjubkan Laut Maluku dan Pelabuhan Bitung. Di tempat ini juga kita dapat berenang, karena pantainya yang indah sambil mengakrabkan diri dengan masyarakatnya yang ramah dan bersahaja.







TAMAT....


Akhirnya selesai juga jalan-jalan kita ndek Kota Manado. Wes ngerti kan Manado iku kota seperti apa. Gimana Kota Manado iku gak kalah bagus kan dari kota-kota lainnya di Indonesia. Kapan-kapan saya ajak kalian jalan-jalan ke kota-kota lainnya di Indonesia. Yah wes saiki saya mau pamit undur diri dulu. Terima Kasih wes ngikutin saya jalan-jalan di Kota Manado. Mulai dari Manado (part 1), Manado (part 2), dan yang terakhir Manado (part 3), saiki waktunya makan. God Bless You. Byeeee...




3 komentar:

  1. Uraiannya lengkap sekali. Tapi ngomong2 mbak pernah ke pulau Lihaga?. Punya contact person kapal yang bisa disewa mbak. saya mau ke Manado bulan juli 2014 nanti. Info c.p. nya saya tunggu. terima kasih.

    BalasHapus
  2. Numpang lewat juga mbak. Mau cari teman bergabung.
    Halo teman2, apa ada yang punya destinasi pulau Lihaga padad tanggal 06 juli 2014? Gabung yuk, biar kita bisa patungan sewa kapalnya. Ok
    makasih mbak admin

    BalasHapus
  3. terimakasih sudah mengomentari blog saya saudara adhi bhuana, jadi begini saya tidak tau persis tentang sewa menyewa kapal. yg saya tau di lingkupang island itu terdapat tempat untuk menyewa kapal yang harganya sudah saya tulis di blog saya. jadi untuk info lebih lanjut, tanyakan saja pada kenalan atau kerabat anda yang ada di manado. terimakasih. GBU

    BalasHapus